Jurnal Tempo – Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez kembali menyuarakan seruan keras terhadap kekejaman yang terjadi di Gaza. Ia mendesak masyarakat internasional. Menurutnya, tekanan global diperlukan untuk menghentikan pembantaian yang terus dilakukan oleh militer Israel. Dalam pernyataannya, ia menilai situasi kemanusiaan. Di Gaza sudah sangat genting dan tidak bisa ditoleransi lebih lama. Sebagai pemimpin negara Uni Eropa, Sanchez merasa. Bertanggung jawab untuk memimpin dorongan diplomatik menghentikan kekerasan.
Pedro Sanchez menggunakan forum internasional untuk menyampaikan keprihatinannya terhadap krisis Gaza. Ia menegaskan bahwa pembantaian yang dilakukan Israel telah menimbulkan penderitaan luar biasa bagi warga sipil Palestina. Dalam pidatonya di hadapan parlemen Eropa, ia meminta negara-negara maju untuk bersatu dan menekan Israel secara politik maupun ekonomi. Tidak hanya itu, ia juga mengusulkan pembekuan kerja sama bilateral antara Uni Eropa dan Israel jika kekerasan tak dihentikan segera. Selain itu, ia juga menyoroti perlunya penyelidikan independen.
“Baca Juga : Jelang Salat Idulfitri, Menag Imbau Jemaah Tiba Lebih Awal di Masjid Istiqlal”
Situasi di Gaza semakin memburuk seiring meningkatnya intensitas serangan udara dan darat Israel. Laporan dari organisasi kemanusiaan menunjukkan jumlah korban tewas terus bertambah setiap hari. Rumah sakit kewalahan menampung korban luka. Anak-anak dan perempuan menjadi kelompok paling rentan. Infrastruktur sipil hancur akibat serangan bertubi-tubi. Persediaan makanan dan obat-obatan semakin menipis. Pedro Sanchez menyebut kondisi ini sebagai bencana kemanusiaan yang tak bisa dibiarkan terus berlangsung. Ia menekankan pentingnya gencatan senjata permanen segera diberlakukan di wilayah konflik tersebut.
Sanchez menilai tekanan diplomatik harus menjadi alat utama untuk mengubah sikap Israel. Ia menyarankan negara-negara Barat, khususnya sekutu Amerika Serikat, menggunakan pengaruh mereka untuk menghentikan kekejaman ini. Menurutnya, jika dunia terus diam, maka pelanggaran HAM akan terus terjadi tanpa pertanggungjawaban. Ia juga mendukung penggunaan sanksi internasional sebagai tekanan nyata. Langkah ini, katanya, dapat membuat Israel mempertimbangkan kembali operasinya. Sanchez tidak ragu menyatakan bahwa keberpihakan pada kemanusiaan harus lebih penting daripada aliansi politik atau ekonomi.
“Simak juga: Ketua LPS Kritik Keras Prediksi IMF Soal Ekonomi Global”
Seruan Sanchez mendapat respons beragam dari komunitas internasional. Beberapa negara mendukungnya dan menyerukan penghentian serangan militer Israel. Namun, beberapa lainnya memilih sikap hati-hati. Amerika Serikat, misalnya, masih menunjukkan dukungan terhadap Israel dengan alasan pertahanan diri. Di sisi lain, organisasi-organisasi HAM seperti Amnesty International dan Human Rights Watch menyambut baik sikap Pedro Sanchez. Mereka berharap pemimpin lain akan mengikutinya. Menurut mereka, tekanan dari pemimpin dunia dapat mempercepat upaya perlindungan sipil di Gaza.
Sanchez turut mendorong adanya investigasi internasional atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan di Gaza. Ia percaya bahwa hanya dengan penyelidikan menyeluruh dan adil, keadilan bisa ditegakkan. Ia mengusulkan agar Mahkamah Pidana Internasional segera mengambil langkah hukum. Langkah ini diperlukan untuk memberikan efek jera pada pihak-pihak yang melanggar hukum humaniter internasional. Selain itu, Sanchez meminta Komisi HAM PBB ikut serta dalam mengawasi proses di lapangan. Ia juga mendesak pelibatan lebih banyak negara muslim dalam upaya diplomatik ini.
Sebagai salah satu negara besar di Eropa, Spanyol di bawah kepemimpinan Sanchez kini aktif memainkan peran diplomatik. Mereka menjadi suara vokal untuk Palestina dalam banyak forum global. Pemerintah Spanyol bahkan mengirim bantuan kemanusiaan secara langsung ke Gaza. Selain itu, mereka juga memberikan dukungan logistik bagi lembaga-lembaga internasional yang aktif di wilayah tersebut. Sanchez mengatakan bahwa netralitas tidak bisa lagi menjadi pilihan saat nyawa warga sipil terancam. Menurutnya, dunia harus bertindak sebelum terlambat.