Alm. Dr. Marwan Al Sultan (Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza)
Jurnal Tempo – Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, yang menjadi korban serangan rudal oleh militer Israel pada Selasa malam, 2 Juli 2025. Tragedi memilukan ini sekaligus menewaskan istri, anak perempuan, serta menantu laki-lakinya.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, melalui akun resmi X (dulu Twitter), mengutuk keras serangan yang menewaskan Dr. Marwan. Dalam pernyataannya, Kemlu RI menyatakan belasungkawa dan menganggap serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional. “Indonesia turut berduka atas wafatnya Dr. Marwan Al Sultan dan keluarganya, serta mengutuk serangan Israel tersebut,” tulis Kemlu.
“Baca juga: Mensos Gus Ipul: Dana Bansos Buat Judi? Langsung Coret!“
Prosesi pemakaman berlangsung penuh haru. Lubna Al Sultan, putri korban yang selamat dari tragedi, terlihat menangis tersedu ketika menyaksikan jenazah ayah, ibu, dan saudaranya dimakamkan. Ia bahkan sempat berlutut, mengekspresikan kesedihan mendalam atas kehilangan yang begitu tragis. Puluhan warga Palestina juga hadir dalam prosesi sholat jenazah, memeluk tubuh Dr. Marwan dengan linangan air mata sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Dr. Marwan dikenal sebagai dokter spesialis kardiologi intervensional yang berdedikasi tinggi. Ia merupakan sosok penting di balik operasional Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Sejak pecahnya konflik pada 2023, Dr. Marwan tak pernah meninggalkan posnya meskipun serangan udara dan kekurangan logistik terus menghantui fasilitas medis tersebut.
Bahkan setelah rumah sakit terpaksa dievakuasi pada Desember 2024 akibat blokade ketat, ia tetap memilih tinggal di Gaza utara. Selama gencatan senjata Januari 2025, ia kembali melayani pasien dan menjalankan operasi medis secara aktif, menunjukkan dedikasi yang luar biasa.
Di bawah kepemimpinannya, RS Indonesia menjadi pusat layanan kesehatan vital bagi warga Palestina. Keberadaannya menantang tuduhan keliru Israel yang menyebut fasilitas ini sebagai target militer. Dr. Marwan dikenal terbuka terhadap kerja sama dengan berbagai lembaga kemanusiaan internasional dan memperkuat peran rumah sakit sebagai benteng kemanusiaan di tengah konflik.
MER-C Indonesia, organisasi kemanusiaan yang berkolaborasi dengan Dr. Marwan dari Januari hingga Maret 2025, menyampaikan kecaman keras atas insiden ini. Mereka menyebut Dr. Marwan sebagai sosok pemimpin yang jujur, tegas, dan berani. Pembunuhan terhadapnya dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan.
“Ini adalah tindakan tidak adil yang harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang bertanggung jawab,” tegas MER-C dalam pernyataan resminya.
Serangan brutal yang merenggut nyawa Dr. Marwan dan keluarganya kembali menjadi pengingat keras bahwa konflik Gaza belum berakhir dan terus menelan korban sipil yang tidak berdosa. Pemerintah Indonesia, bersama organisasi kemanusiaan dan masyarakat internasional, diharapkan terus mendorong investigasi mendalam dan menuntut pertanggungjawaban atas tragedi ini.