Jurnal Tempo – Kasus guru dijadikan tersangka akibat laporan siswa menyoroti perlunya perbaikan sistem pendidikan. Jika para guru lebih memilih untuk cuek dan takut bertindak, pendidikan akan kehilangan arah. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendukung guru agar mereka bisa menjalankan tugas dengan tenang dan maksimal.
Baru-baru ini, video yang diunggah oleh akun TikTok @julaehaju menunjukkan siswa kelas 12 SMA yang belum menguasai perhitungan dasar, seperti perkalian dan pembagian. Video tersebut menuai berbagai tanggapan dari masyarakat, terutama terkait kualitas pendidikan dan peran guru dalam mendidik siswa.
Namun, hal yang lebih menyedihkan adalah meningkatnya ketakutan para guru untuk mendisiplinkan siswa karena khawatir dilaporkan balik oleh orang tua. Fenomena ini membuat kita bertanya-tanya: jika guru memilih cuek terhadap sikap siswa yang kurang baik, siapa yang sebenarnya harus disalahkan?
“Baca juga: Skincare Bikin Kaya Tapi Bisa Juga Terancam 12 Tahun Penjara”
Guru memiliki peran sentral dalam membentuk karakter siswa. Bukan hanya sekadar mengajarkan ilmu, tetapi juga membantu siswa memahami nilai-nilai kehidupan dan moral yang penting. Namun, upaya ini menjadi sulit ketika guru dihadapkan pada ancaman hukum. Banyak guru merasa was-was dalam mendidik dengan disiplin karena takut dilaporkan atau bahkan dijadikan tersangka.
Contoh yang menggambarkan kondisi ini bisa dilihat dari video yang diunggah akun TikTok @mutiauti42, yang menunjukkan seorang Guru Bimbingan Konseling (BK) yang tak berani menegur siswa saat melanggar aturan sekolah. Guru tersebut hanya melihat perilaku siswa seperti mengenakan pakaian tidak rapi atau berkelahi, tanpa berani menegur mereka karena takut akan konsekuensi hukum.
Ketakutan ini bukan tanpa alasan. Menurut Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, semakin banyak kasus guru yang dilaporkan oleh orang tua siswa karena dianggap melakukan tindakan disiplin yang keras. Kasus ini bisa berujung pada proses hukum yang serius hingga guru tersebut menjadi tersangka. Di sisi lain, siswa merasa lebih “berani” karena dukungan orang tua yang terkadang cenderung memihak tanpa memahami sepenuhnya konteks kejadian di sekolah.
Selain itu, perkembangan teknologi dan media sosial mempermudah siswa untuk melaporkan atau bahkan memperbesar kejadian tertentu kepada orang tua atau masyarakat. Hal ini menyebabkan hubungan guru dan siswa semakin berjarak, dimana para guru merasa enggan berinteraksi secara tegas dalam mendisiplinkan siswa.
Jika kondisi ini terus berlanjut, kualitas pendidikan dikhawatirkan akan semakin menurun. Siswa yang tidak diajarkan disiplin akan sulit memahami tanggung jawab dan nilai-nilai moral yang seharusnya mereka terima sejak dini. Di samping itu, ketidaktegasan guru dalam memberikan bimbingan dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi siswa itu sendiri.
Sebagai contoh, siswa yang tidak bisa menghitung perkalian dan pembagian dasar di kelas 12 menunjukkan bahwa mereka mungkin kurang mendapat perhatian dalam pendidikan dasar. Padahal, kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk menghitung harga saat berbelanja atau mengatur keuangan.
Dalam situasi ini, peran orang tua sangat penting. Mereka harus memahami bahwa guru memiliki tujuan baik dalam mendisiplinkan anak-anak mereka. Menghormati profesi guru dan memberikan dukungan untuk peran mereka akan menciptakan suasana pendidikan yang lebih kondusif. Terlalu cepat melaporkan guru atau menyalahkan tindakan mereka justru dapat menurunkan kualitas pendidikan anak-anak sendiri.
Seperti yang diungkapkan Hetifah, penghargaan masyarakat terhadap profesi guru semakin berkurang. Hal ini sangat berbeda dengan beberapa negara maju yang sangat menghargai dan mendukung para pendidik. Bahkan di negara-negara seperti Jepang dan Amerika Serikat, kasus kekerasan atau ancaman terhadap guru menjadi isu serius yang mendapatkan perhatian besar dari pemerintah.
“Simak juga: Tol Cipali Suka Minta Korban Jiwa Dianggap Markas Jin”
Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu ada pendekatan yang komprehensif, baik dari pemerintah, pihak sekolah, maupun masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Guru memiliki peran penting dalam mendidik generasi masa depan. Namun, ancaman hukum yang mereka hadapi jika mendisiplinkan siswa membuat mereka ragu untuk menjalankan tugasnya. Jika guru memilih untuk cuek demi menghindari risiko, maka siapa yang akan membimbing siswa dalam hal moral dan tanggung jawab?
Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, masyarakat perlu lebih menghargai dan mendukung profesi guru. Kerja sama yang baik antara guru, siswa, dan orang tua sangat diperlukan demi menciptakan lingkungan pendidikan yang positif dan kondusif.