Jurnal Tempo – Penguin terhitung ada 17 spesies yang hidup di pantai dan perairan pesisir di semua benua pada Belahan Bumi Selatan. Burung yang tidak bisa terbang ini dikenal dengan posturnya yang tegak dan sayapnya yang kaku seperti sirip. Penguin adalah hewan yang sangat sosial dan kebanyakan berkembang biak serta berkumpul dalam koloni besar.
Masing-masing penguin sangat mirip secara visual. Untuk itu, hewan ini mengembangkan kemampuan panggilan vokal dan tampilan fisik yang kompleks sebagai alat komunikasi dan identifikasi antarindividu. Melansir dari Animals Mom Me, inilah cara penguin mengenali pasangan atau kerabatnya di koloni.
Dalam koloni besar, penguin menggunakan vokalisasi untuk mengkomunikasikan informasi dan membedakan satu individu dengan yang lainnya. Panggilan kontak adalah salah satu cara untuk mengenali anggota kawanan. Setiap penguin memiliki panggilan unik yang berbeda, dengan tambahan perbedaan suara antara jantan dan betina. Panggilan ancaman juga digunakan untuk menjaga wilayah individu dan memperingatkan seluruh koloni ketika ada predator yang mendekat.
“Baca juga: Warna Rambut Jadi Pusat Perhatian Pengaruhi Kecerahan Wajah”
Panggilan dan Bahasa Tubuh
Komunikasi lebih kompleks terlihat saat penguin kawin. Saat sepasang tertarik untuk kawin, mereka sering menggunakan panggilan khusus yang menyampaikan informasi teritorial, seksual, hingga identitas individu. Dalam proses ini, bagi sang jantan sering mengeluarkan suara sambil mengayunkan kepalanya untuk menandai kepemilikan wilayah. Pasangan penguin juga melakukan vokalisasi satu sama lain atau berkomunikasi dengan seluruh anggota koloni selama musim kawin.
Tampilan Fisik sebagai Bahasa Komunikasi
Selain suara, penguin mengandalkan tampilan fisik untuk berkomunikasi. Mereka melakukan gerakan defensif, agresif, atau menunjukkan kepatuhan dalam koloni. Misalnya, saat akan melambaikan kepala atau siripnya untuk mempertahankan wilayah dan menundukkan kepala sebagai tanda kepatuhan. Uniknya, bulu yang memiliki sifat kedap air yang dipertahankan melalui kerutan alami. Aktivitas saling merapikan bulu juga dilakukan sebagai bentuk ikatan emosional, terutama bagi pasangan yang ingin kawin. Dalam musim kawin, mereka bahkan akan mencondongkan kepala ke arah kaki satu sama lain atau ke sarang, menandakan ikatan timbal balik.
Aroma Tubuh untuk Identifikasi
Penguin juga mengandalkan indra penciuman untuk mengenali pasangannya. Saat selesai mencari makan di laut, mereka kembali ke tempat bersarang yang sama dan mengidentifikasi pasangannya melalui aroma tubuh. Penelitian dari University of Chicago dan Chicago Zoological Society menemukan bahwa hewan ini mampu mendeteksi kerabat menggunakan indra penciumannya. Karena hidup dalam koloni besar dengan kerabat dekat, pengenalan berbasis penciuman ini penting untuk mencegah perkawinan sedarah dan membantu menjaga kelangsungan hidup koloni. Menariknya, penguin juga dapat mengenali pasangan dari tahun-tahun sebelumnya melalui aroma, yang menguatkan status mereka sebagai hewan monogami.
“Simak juga: Raja Arthur Legendaris Inggris yang Misterius Keberadaannya”
Setelah bayi cukup besar dan mampu mengendalikan suhu tubuhnya, kedua induknya akan meninggalkan sarang untuk mencari makan. Ketika kembali, induk harus mengenali anak mereka agar dapat memberinya makan. Menariknya, bayi cenderung memohon makanan dari semua penguin dewasa yang ada, tanpa peduli apakah itu orang tuanya atau bukan. Namun, orang tua memiliki kemampuan mengenali panggilan spesifik anaknya dan dengan cepat mengabaikan panggilan dari bayi lain.
Kesimpulan
Penguin adalah contoh nyata bagaimana alam menciptakan mekanisme komunikasi yang kompleks dan unik. Meskipun hidup dalam koloni yang padat dan memiliki penampilan yang serupa, penguin berhasil mengembangkan berbagai cara untuk mengenali anggota kelompoknya. Dengan menggabungkan suara, gerakan fisik, aroma, dan pola vokalisasi, dapat menjaga hubungan sosial dan ikatan keluarga dalam lingkungan yang penuh tantangan.