Jurnal Tempo – Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, memberikan tanggapan soal berbagai kebijakan Donald Trump. Terutama yang memicu kekhawatiran global. Dalam sebuah wawancara, JK menyatakan masyarakat tidak perlu terlalu panik. Menurutnya, perubahan kebijakan internasional memang wajar. Dunia memang terus berubah dan beradaptasi. Trump sebagai pemimpin memiliki gaya sendiri. Namun tidak semua kebijakan berujung bencana. Ia menilai ada reaksi yang berlebihan. Sebagian masyarakat seperti menganggap dunia mau kiamat. Ini yang menurutnya harus diluruskan.
“Baca Juga : Shigeru Ishiba: Jepang Harus Siap Hadapi Ancaman Ekonomi dari AS”
Jusuf Kalla menegaskan bahwa kebijakan Trump, walaupun kontroversial, belum tentu merusak tatanan dunia. Banyak kebijakan luar negeri Amerika yang berubah tergantung presidennya. Ini bukan hal baru bagi Indonesia. Dari masa ke masa, kita sudah menghadapi banyak pemimpin dunia. Mulai dari Bush, Obama, sampai sekarang Trump. Reaksi publik yang terlalu emosional, menurut JK, perlu dikendalikan. Ia menyarankan masyarakat untuk melihat dengan tenang dan logis. Jangan bereaksi seolah-olah hari kiamat sudah dekat. Pemimpin datang dan pergi. Dunia tetap berjalan seperti biasa.
Dalam wawancaranya, JK juga menyoroti pentingnya melihat kepentingan nasional. Bukan hanya terfokus pada kebijakan luar negeri negara lain. Menurutnya, Indonesia harus fokus pada kekuatan dalam negeri. Ketika negara kuat secara ekonomi dan politik, pengaruh kebijakan luar akan berkurang. Ia menilai sikap Indonesia harus mandiri dan tidak mudah terpengaruh tekanan asing. Jika terlalu bergantung pada negara lain, kita rentan terhadap krisis. Maka dari itu, penting memperkuat ketahanan nasional. Termasuk sektor industri, pendidikan, dan pertahanan. Ini adalah hal yang harus jadi prioritas utama.
“Simak juga: Shell Super dan V-Power Turun Harga, Ini Daftar Lengkapnya”
JK juga menyinggung peran media sosial yang memperbesar kekhawatiran publik. Banyak berita dipelintir dan dibesar-besarkan. Judul sensasional dan narasi kiamat sering muncul. Hal ini membuat masyarakat terprovokasi. Ia menyarankan agar masyarakat lebih selektif menyaring informasi. Media sosial adalah alat komunikasi, bukan sumber kebenaran mutlak. Tidak semua yang viral berarti benar. Jusuf Kalla mengajak masyarakat untuk lebih rasional dan tenang. Tidak ikut-ikutan panik hanya karena isu yang sedang tren. Pemikiran jernih sangat dibutuhkan di zaman sekarang.
JK juga menyampaikan bahwa diplomasi Indonesia selama ini tetap stabil. Pemerintah tetap menjaga hubungan dengan Amerika Serikat. Walaupun ada perbedaan pendapat, Indonesia tidak serta-merta ikut arus. Kita tetap menjaga posisi yang netral dan independen. Diplomasi Indonesia selalu mengedepankan prinsip bebas aktif. Itu sudah menjadi dasar sejak zaman Soekarno. Jadi tidak ada alasan untuk panik. Bahkan dalam masa-masa sulit sekalipun, Indonesia mampu bertahan. Ini harus jadi pegangan kita bersama. Pemimpin boleh berganti. Tapi prinsip diplomasi tetap dijaga.