Global

Presiden Filipina Diancam Akan Dihabisi Oleh Wapresnya Sendiri

Jurnal Tempo – Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, yang akrab disapa Bongbong, tengah menghadapi ancaman serius. Ancaman itu datang bukan dari pihak luar, melainkan dari Wakil Presiden Sara Duterte. Isu ini menggemparkan publik Filipina dan menjadi sorotan dunia.

Dalam sebuah pernyataan video, Marcos Jr dengan tegas menolak untuk mengabaikan ancaman tersebut. “Rencana kriminal seperti itu tidak boleh diabaikan,” tegasnya. Pernyataan ini mencerminkan ketegasannya dalam menghadapi ancaman yang dianggap mengancam stabilitas negara.

Menegakkan Demokrasi dan Supremasi Hukum

Marcos Jr menegaskan pentingnya supremasi hukum di Filipina. Sebagai negara demokratis, setiap bentuk ancaman terhadap kepala negara dianggap sebagai pelanggaran serius.

“Jika merencanakan pembunuhan terhadap seorang Presiden semudah itu, bagaimana dengan warga negara biasa?” tanyanya. Pernyataan ini menunjukkan kepedulian Marcos terhadap keselamatan seluruh rakyatnya.

Ia juga menyerukan agar hukum tetap menjadi pilar utama dalam menyelesaikan masalah ini. “Sebagai negara demokratis, kita perlu menjunjung tinggi supremasi hukum,” tambahnya.

Baca juga: iPhone 13 dan 15 Harga Turun Drastis, Apakah Ada Penyebabnya?

Peningkatan Keamanan Presiden Filipina dan Keluarga

Setelah ancaman ini mencuat, Komando Keamanan Presiden (PSC) meningkatkan pengamanan untuk Marcos Jr dan keluarganya. PSC bekerja sama dengan berbagai lembaga penegak hukum untuk mendeteksi dan mencegah potensi serangan.

“Setiap ancaman terhadap nyawa presiden dan keluarga pertama, terutama yang dilakukan secara terang-terangan, ditangani dengan sangat serius,” tulis pernyataan resmi PSC. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah Filipina dalam melindungi pemimpin negara mereka.

Hubungan yang Retak di Antara Pemimpin

Sara Duterte dan Ferdinand Marcos Jr sebenarnya memiliki sejarah kerja sama yang erat. Pada Pemilu Filipina, keduanya maju sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden dalam koalisi yang solid. Namun, sistem pemilu Filipina yang memungkinkan pemilihan presiden dan wakil presiden secara terpisah, membuat keduanya memenangkan kursi masing-masing tanpa harus sepakat dalam segala hal.

Hubungan mereka kini retak, dan ancaman ini menjadi bukti konflik serius yang muncul. Publik Filipina pun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar hingga hubungan politik ini berubah menjadi ancaman serius.

Simak juga: Hantu Orang Sebelah Anak Asrama IPB Pasti Sudah Paham Cerita

Mengakhiri Ancaman Presiden Filipina untuk Stabilitas Negara

Ancaman pembunuhan ini tak hanya menjadi ujian bagi Presiden Marcos Jr, tetapi juga bagi stabilitas demokrasi Filipina. Dengan tegas, Marcos Jr menyampaikan bahwa ia tidak akan membiarkan ancaman ini merusak pemerintahan dan keamanan negara.

“Upaya kriminal seperti ini harus dilawan. Ini bukan hanya soal saya, tapi juga masa depan bangsa kita,” ujar Marcos Jr dengan penuh semangat.

Konflik ini menjadi salah satu krisis politik paling mengejutkan dalam sejarah Filipina modern. Ancaman pembunuhan dari seorang Wakil Presiden terhadap Presidennya sendiri mencerminkan kompleksitas hubungan kekuasaan di negara tersebut.

Kini, masyarakat Filipina dan dunia menanti langkah apa yang akan diambil Marcos Jr untuk menyelesaikan konflik ini. Apakah stabilitas demokrasi Filipina dapat terjaga? Hanya waktu yang bisa menjawab.