Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva
Jurnal Tempo – Presiden Prabowo Subianto menegaskan kesamaan pandangan antara Indonesia dan Brasil terhadap berbagai isu strategis dunia. Dalam pernyataan pers bersama Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Planalto, Brasilia, pada 9 Juli 2025, Prabowo menyampaikan bahwa kedua negara memiliki pandangan sejalan terkait penyelesaian konflik dan perlunya reformasi tata kelola internasional.
Secara khusus, Prabowo menyampaikan apresiasinya atas inisiatif Brasil dalam menyuarakan penyelesaian damai di wilayah konflik. Menyikapi isu Ukraina, Prabowo menyatakan dukungannya terhadap peran kelompok sahabat yang diusulkan Brasil guna mendorong gencatan senjata yang nyata. Begitu pula untuk situasi di Gaza, ia mendukung penuh pendekatan dua negara sebagai solusi permanen.
“Baca juga: Oleksandr Usyk “Terence Crawford Petarung Terbaik di Dunia, Bukan Saya”“
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya reformasi sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menyebut bahwa representasi negara-negara besar baru harus ditingkatkan. Dalam pernyataannya, ia mengajak negara-negara seperti India, Afrika Selatan, Mesir, Jerman, Jepang, dan Meksiko untuk bersatu mendorong reformasi agar sistem global lebih inklusif dan representatif.
Dalam konteks kerja sama bilateral, Prabowo menyatakan komitmen kuat untuk mempercepat sinergi konkret antara Indonesia dan Brasil. Ia menyebutkan bahwa kerja sama ini akan difokuskan pada sektor pertanian, energi bersih, serta pertahanan. Indonesia, menurut Prabowo, memiliki banyak hal yang bisa dipelajari dari Brasil, terutama dalam hal efisiensi biofuel dan inovasi teknologi pertanian.
Dalam hal transisi energi, Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia berambisi mencapai 100 persen energi terbarukan sebelum 2040. Bahkan, para ahli dalam negeri memperkirakan target tersebut dapat dicapai lebih cepat. Ia mengapresiasi langkah Brasil dalam pengembangan biofuel sebagai inspirasi besar bagi Indonesia.
Ketahanan pangan juga menjadi sorotan utama. Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia tengah menjalankan program ambisius penyediaan makanan bergizi gratis bagi anak-anak dan ibu hamil. Targetnya mencapai 82,9 juta porsi per hari pada akhir tahun 2025. Ia menilai program Brasil sangat inspiratif dan dapat menjadi acuan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Prabowo juga menyampaikan bahwa kerja sama di bidang pertahanan akan diperluas, termasuk melalui produksi bersama dan transfer teknologi. Melalui implementasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Brasil, kedua negara akan memperkuat pelatihan personel militer, serta menjajaki kolaborasi teknologi pada sistem rudal dan kapal selam.