Jurnal Tempo – Proyek kereta cepat Jakarta–Bandung, yang dikenal sebagai “Whoosh”, kini menghadapi beban utang yang signifikan. Nilai pembangunannya dilaporkan mencapai lebih dari US$ 7 miliar atau setara dengan ratusan triliun rupiah. Bahkan beberapa pihak menyebut bahwa bunga per tahun mencapai sekitar Rp 2 triliun. Dari pengalaman saya mengikuti proyek infrastruktur besar, angka seperti ini harus dikawal dengan sangat hati‑hati karena bisa menjadi beban besar bagi keuangan negara.
Sementara itu, pemerintah China memberikan tanggapan untuk meredam kekhawatiran publik Indonesia. Mereka menegaskan bahwa jalur tersebut telah melayani lebih dari 11,7 juta penumpang dan manfaatnya juga dirasakan masyarakat lokal. Menurut saya, pernyataan ini penting sebagai upaya menjaga citra kerja sama kedua negara. Namun, di sisi lain, data operasional seperti jumlah penumpang harus terus diverifikasi agar tidak hanya menjadi klaim.
“Baca Juga : Pertemuan Mendadak di Kediaman Jalan Kertanegara”
Meskipun operasional sudah berjalan, pendapatan dari tiket dan layanan tambahan disebutkan masih jauh dari angka yang dibutuhkan untuk menutup semua biaya operasional dan bunga. Sebagai contoh, jika okupansi masih rendah maka margin keuangan akan menipis. Oleh karena itu, saya melihat bahwa proyek ini memerlukan strategi pengembangan tambahan seperti area komersial di sekitar jalur kereta agar manfaat ekonomi bisa lebih maksimal.
Mayoritas dana proyek ini berasal dari pinjaman yang disediakan institusi keuangan China. Namun, struktur seperti ini membuat tekanan finansial naik jika ada penundaan atau penurunan performa. Dari sudut pandang saya, skema pembiayaan semacam ini memerlukan pengelolaan risiko yang sangat baik termasuk mitigasi terhadap fluktuasi ekonomi dan asumsi pendapatan.
“Baca Juga : Ammar Zoni dan Babak Baru di Nusakambangan”
Di sisi Indonesia, instansi terkait sedang menyiapkan skema restrukturisasi utang agar tidak membebani anggaran negara secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa kedua negara menyadari perlunya solusi jangka panjang. Saya melihat bahwa keberhasilan proyek ini tidak hanya tergantung pada konstruksi fisik, tetapi juga pada bagaimana aspek keuangan dan manajemen dikelola bersama.
Akhirnya, proyek Whoosh menyimpan potensi besar bagi konektivitas dan ekonomi Indonesia. Namun, potensi ini hanya akan terwujud jika beban utang dikelola dengan baik, pendapatan ditingkatkan, dan hubungan kerja sama diperkuat. Dengan langkah yang tepat, proyek ini bisa berubah dari tantangan besar menjadi aset strategis jangka panjang.