Jurnal Tempo – Presiden Filipina respons ancaman pembunuhan yang diarahkan kepadanya oleh Wakil Presiden Sara Duterte. Dalam sebuah pesan video yang disampaikan kepada publik, Marcos mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pernyataan yang diduga mengandung ancaman serius terhadap dirinya dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Meski tidak menyebutkan nama secara langsung, video tersebut jelas merujuk pada pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Duterte. Ancaman ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah lama terjadi antara kedua tokoh politik tersebut.
Dalam video yang diunggah, Marcos menegaskan bahwa “rencana kriminal semacam itu tidak boleh diabaikan” dan sangat mengkhawatirkan. Dia mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, muncul pernyataan yang menggunakan kata-kata kasar serta ancaman untuk membunuh dirinya dan pejabat lainnya. Meski tanpa menyebutkan nama, pernyataan tersebut dengan jelas merujuk pada Wakil Presiden Sara Duterte.
“Saya akan melawan mereka. Jika merencanakan pembunuhan presiden semudah itu, bagaimana dengan warga biasa?” ujar Marcos dalam video tersebut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Marcos tidak hanya khawatir tentang ancaman terhadap dirinya. Tetapi juga tentang potensi dampak buruk yang bisa ditimbulkan dari pernyataan semacam itu kepada rakyat Filipina secara keseluruhan.
“Baca juga: Presiden Filipina Diancam Akan Dihabisi Oleh Wapresnya Sendiri”
Ketegangan antara Presiden Marcos dan Wakil Presiden Duterte sudah berlangsung cukup lama, dan pernyataan ancaman yang dikeluarkan oleh Duterte pada 23 November 2024 telah mencapai puncaknya. Dalam konferensi pers daring tersebut, Sara Duterte dengan tegas melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Marcos dan beberapa pejabat lainnya, termasuk Ibu Negara Liza Araneta dan Ketua DPR Martin Romualdez.
“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan jika saya terbunuh, bunuh lah BBM (Bongbong Marcos), (Ibu negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Ini tidak main-main. Tidak main-main,” kata Duterte dalam konferensi pers tersebut. Dia bahkan mengaku telah berbicara dengan seseorang yang setuju untuk melaksanakan rencananya jika dia dibunuh. Pernyataan ini jelas mengejutkan publik Filipina, terutama karena datang dari seorang pejabat tinggi negara.
Sara Duterte, yang merupakan putri dari mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, telah dikenal karena sikap tegasnya dalam politik. Namun, pernyataan ancaman yang dia lontarkan itu menunjukkan betapa seriusnya ketegangan antara dia dan Presiden Marcos. Ketegangan ini semakin memanaskan situasi politik di Filipina, di mana hubungan antara kedua politisi tersebut sudah lama diliputi persaingan dan ketidaksetujuan.
“Simak juga: Wapres Filipina Menanggapi Isu Perencanaan Pembunuhan Presiden Marcos Jr”
Ancaman pembunuhan yang dilontarkan oleh Wakil Presiden Duterte terhadap Presiden Marcos menambah ketidakpastian dalam lanskap politik Filipina. Ketegangan yang terus meningkat ini dapat berpotensi mengguncang stabilitas pemerintahan, yang sebelumnya sudah terbagi antara para pendukung Duterte dan Marcos. Masyarakat Filipina, yang sudah terbiasa dengan ketegangan politik antara keluarga Duterte dan Marcos, kini semakin khawatir dengan ancaman yang begitu eksplisit dan serius ini.
Dalam video pernyataannya, Marcos menekankan pentingnya untuk tidak mengabaikan ancaman semacam itu, yang bisa berisiko tidak hanya bagi para pejabat, tetapi juga bagi masyarakat Filipina pada umumnya. Ketegangan yang terjadi antara keduanya menunjukkan betapa kompleksnya situasi politik di Filipina saat ini, di mana pertarungan antar keluarga politik dapat mempengaruhi arah negara ke depan.