Jurnal Tempo – PKS menilai dukungan Anies Baswedan ke PDIP dalam kontestasi politik bisa memicu perpecahan di antara loyalisnya. Ahmad Mabruri, Juru Bicara PKS, menyatakan bahwa loyalis Anies, terutama yang berasal dari kelompok keummatan dan PKS, kemungkinan akan berseberangan dengan Anies jika langkah ini terjadi.
“Loyalis Anies itu di Jakarta ya PKS dan kelompok keummatan. Mereka adalah motor penggerak kemenangan Anies-Sandi di Pilkada Jakarta 2017, yang kala itu berhadapan dengan Ahok dari PDIP. Kalau sekarang Anies mendukung PDIP, maka loyalis poros keummatan dan PKS tentu akan berseberangan dengannya,” ujar Mabruri, Senin (18/11/2024).
Mabruri mengungkit sejarah ketegangan antara Anies dan PDIP selama masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017–2022. Menurutnya, PDIP kerap menjadi oposisi utama terhadap berbagai kebijakan yang diusulkan oleh Anies selama menjabat.
“Rekam jejak PDIP di Jakarta menunjukkan mereka menjegal banyak program Anies sewaktu jadi Gubernur. Ini adalah fakta yang tidak bisa diabaikan,” lanjutnya. Pernyataan ini menggarisbawahi potensi ketegangan yang mungkin muncul jika Anies memutuskan untuk mendukung PDIP dalam Pilkada Jakarta 2024.
“Baca juga: Prabowo dan PM Selandia Baru Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral”
Dalam debat terakhir Pilkada Jakarta 2024 yang berlangsung di Hotel Sultan, Minggu (17/11), terjadi momen menarik terkait loyalis Anies. Sejumlah loyalis terlihat berada di barisan pendukung pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.
Geisz Chalifah, salah satu loyalis Anies, tampak mengenakan jaket oranye dengan tulisan “Jakarta Menyala 3” di bagian belakang, mengikuti tema kampanye Pramono-Rano. Tak hanya Geisz, Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, dan politikus Partai NasDem, Bestari Barus, juga tampak duduk di barisan yang sama.
Mabruri menganggap kehadiran sejumlah loyalis Anies di kubu Pramono-Rano sebagai representasi kecil, bukan mayoritas loyalis Anies. “Kalau di berita, mereka menyebut loyalis Anies. Loyalis Anies yang mana? Ya, paling hanya 3 orang yang disebut di berita itu,” ungkapnya.
Namun, langkah sebagian loyalis Anies bergabung dengan kubu Pramono-Rano memunculkan spekulasi tentang perpecahan di antara pendukung mantan Gubernur Jakarta tersebut.
“Simak juga: Erick Thohir Rencanakan Peleburan 7 BUMN Karya, Ini Daftarnya”
Debat terakhir Pilkada Jakarta 2024 yang bertema lingkungan perkotaan dan perubahan iklim menghadirkan tiga pasangan calon, yaitu Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno. Pada segmen pertama, yang membahas visi dan misi terkait tata kota dan perubahan iklim, Bestari Barus dari kubu Pramono-Rano terlihat aktif mendukung pasangan ini dengan mengenakan pakaian berwarna oranye dan peci hitam.
Kehadiran loyalis Anies di kubu ini menambah dinamika politik yang tengah berlangsung, terutama di tengah wacana dukungan Anies Baswedan ke PDIP. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran aliansi politik yang menarik untuk terus disoroti.