Jurnal Tempo – Pihak berwenang Myanmar melakukan operasi besar-besaran di sebuah markas yang diduga menjadi pusat penipuan. Sebanyak 270 warga negara asing (WNA) ditangkap dalam penggerebekan yang berlangsung dekat perbatasan Thailand. Polisi Myanmar menyebut bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya besar dalam menumpas kejahatan lintas negara yang semakin marak di kawasan tersebut.
Pada hari operasi, pihak berwenang Myanmar menggerebek sebuah bangunan yang diyakini menjadi pusat aktivitas ilegal. Bangunan ini terletak di Myawaddy, daerah yang berbatasan langsung dengan Thailand. Dari ratusan orang yang ditangkap, sebagian besar berasal dari negara-negara Asia, termasuk China dan Vietnam. Aparat setempat menemukan berbagai peralatan elektronik seperti komputer dan ponsel yang diduga digunakan untuk aksi penipuan daring.
“Baca Juga : Huawei Mate XT Ultimate Hadir, Revolusi HP Layar Lipat!”
Sindikat yang beroperasi di Myanmar ini diduga melakukan berbagai bentuk kejahatan siber. Salah satu modus utama mereka adalah scam investasi, di mana korban dijanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Selain itu, mereka juga terlibat dalam skema “love scam” yang menargetkan korban melalui aplikasi kencan. Dengan menggunakan identitas palsu, para pelaku berhasil memperdaya banyak korban hingga mengalami kerugian finansial yang besar.
Pemerintah Thailand menyambut baik operasi yang dilakukan oleh Myanmar. Mereka menyatakan bahwa penipuan lintas negara telah menjadi masalah serius yang merugikan banyak warga Thailand. Selain itu, negara asal para WNA yang ditangkap juga telah diminta untuk bekerja sama dalam investigasi lebih lanjut. China, sebagai salah satu negara yang warganya menjadi bagian dari sindikat ini, telah mengirim tim investigasi.
“Simak juga: Gaya Hidup Sehat: Tips Mudah Menjaga Kesehatan Tubuh dan Pikiran”
Myanmar telah menjadi salah satu lokasi utama bagi sindikat penipuan internasional karena lemahnya pengawasan dan situasi politik yang tidak stabil. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Myanmar mulai meningkatkan upaya pemberantasan kejahatan siber. Mereka menggandeng negara-negara tetangga untuk memperketat perbatasan dan mencegah kelompok kriminal memanfaatkan wilayah mereka untuk beroperasi.