Jurnal Tempo – Panda adalah hewan yang dikenal dengan bulu lembut dan tubuh bulat berwarna hitam putih. Daya tarik beruang china ini membuatnya menjadi favorit banyak orang, bahkan hingga menjadi tontonan populer di platform seperti YouTube. Namun, ada fakta menarik di balik keberadaan beruang raksasa ini di luar China: hampir seluruh beruang raksasa dari china yang hidup di dunia sebenarnya adalah milik negara tersebut.
“Baca juga: 3 Fakta Menarik tentang Fu Bao, Panda yang Bikin Warga Korea Selatan Haru Saat Berpisah”
Diplomasi ini sebenarnya bukanlah hal baru. Dimulai pada tahun 685, pada masa Dinasti Tang, Permaisuri Wu Zetian mengirim sepasang beruang raksasa khas ini sebagai hadiah untuk Kaisar Jepang, Tenmu. Sejak saat itu, hewan ini menjadi alat diplomasi penting bagi China, yang menggunakannya untuk membangun hubungan baik dengan negara lain. Pada 1950-an, China menghidupkan kembali konsep ini, termasuk saat memberikan dua ekor panda kepada Presiden AS Richard Nixon sebagai tanda terima kasih atas kunjungannya ke China pada 1972.
Pada 1984, China mengubah pendekatan diplomasi panda. Beruang khas china ini tidak lagi diberikan sebagai hadiah, melainkan disewakan kepada kebun binatang di luar negeri. Kebun binatang yang ingin memeliharanya harus menyetujui perjanjian peminjaman dengan jangka waktu 10 tahun. Setiap panda yang lahir dari pasangan ini juga tetap menjadi milik China dan harus mengikuti aturan ketat yang ditetapkan.
“Simak juga: China Umumkan Daftar Negara Bebas Visa Terbaru, Bagaimana Dengan Nasib Indonesia?”
Biaya untuk meminjam beruang khas dari China sangatlah tinggi. Sebagai contoh, Taman Safari Bogor di Indonesia menyewa dua ekor yaitu Cai Tao dan Hu Chun, dengan biaya sekitar Rp3 miliar per tahun. Selain itu, terdapat syarat ketat dalam hal perawatan dan kesejahteraannya yang harus dipatuhi oleh pihak yang meminjam, mulai dari pengawasan kesehatan, makanan khusus, hingga kondisi kandang yang sesuai dengan standar China.
Diplomasi panda ini memiliki dampak yang besar, tidak hanya dalam mempererat hubungan antarnegara tetapi juga dalam meningkatkan kesadaran global akan pelestarian spesiesnya yang terancam punah. Setiap yang lahir di luar China umumnya dikembalikan ke tanah airnya untuk mendukung upaya konservasi dan pelestariannya di habitat aslinya.