Warga RI Mulai Kesulitan Bayar Cicilan Mobil
Jurnal Tempo – Fenomena baru muncul di tengah masyarakat Indonesia. Semakin banyak warga yang kini mulai kesulitan membayar cicilan mobil. Para pelaku usaha mobil bekas pun merasakan dampaknya langsung, terutama sejak kondisi ekonomi nasional mulai melambat.
Agustinus, pemilik Focus Motor Group, mengungkap bahwa salah satu perusahaan leasing besar kini mulai menahan pemberian kredit. Ia sempat menanyakan alasan di balik kebijakan itu dan mendapat jawaban yang mengejutkan. Ternyata, angka kredit macet semakin meningkat.
Baca Juga : Anthony Joshua Vs Jake Paul: Pertarungan Absurd yang Mengguncang Dunia Tinju
“Mereka bilang sekarang banyak yang cicilannya macet,” kata Agustinus kepada CNBC Indonesia, Senin (4/8). Hal ini menurutnya menjadi sinyal kuat bahwa ada masalah serius pada daya beli masyarakat.
Awalnya, kredit macet hanya menimpa konsumen baru. Banyak dari mereka membeli mobil demi gaya hidup, bukan berdasarkan kemampuan finansial. Namun kini, bahkan konsumen lama—yang sudah mencicil lebih dari satu tahun—mulai kesulitan melanjutkan pembayaran.
Agustinus menduga kondisi ini berkaitan langsung dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menurunnya bisnis. “Kalau sudah dua tahun lancar lalu tiba-tiba macet, berarti ada perubahan besar dalam ekonomi mereka,” jelasnya.
Sinyal pelemahan ekonomi sudah tampak sejak awal tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyampaikan bahwa penjualan kendaraan mengalami penurunan cukup tajam. Penjualan mobil anjlok 18,8 persen secara tahunan (year-on-year), sementara sepeda motor turun 2,9 persen.
Kondisi ini tentu berdampak pada industri otomotif secara keseluruhan. Banyak dealer mulai mengeluh karena penurunan minat beli dari masyarakat.
PT Astra International Tbk. merilis data dari Gaikindo yang memperkuat kekhawatiran ini. Penjualan mobil pada Juni 2025 tercatat sebanyak 57.761 unit. Angka tersebut turun 4,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penurunannya lebih signifikan. Penjualan Juni 2025 merosot 22,59 persen dibandingkan Juni 2024. Selama semester I 2025, total penjualan mencapai 374.741 unit, turun 8,6 persen dari tahun sebelumnya.
Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat banyak orang mulai berpikir ulang untuk mengambil cicilan kendaraan. Bagi yang sudah terlanjur kredit, situasi ini menjadi beban berat. Banyak konsumen akhirnya gagal memenuhi kewajiban mereka.
Pelemahan daya beli ini bisa menjadi sinyal bagi pelaku industri dan pemerintah untuk lebih waspada. Jika tren ini berlanjut, bukan hanya sektor otomotif yang terpukul, tetapi juga sektor keuangan dan konsumsi secara luas.