
Jurnal Tempo – Tahun 2025 menandai era baru di mana industri keuangan dan teknologi menjadi pusat penciptaan miliarder terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan terbaru Forbes dan Visual Capitalist, kedua sektor ini menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam jumlah individu superkaya. Industri keuangan memimpin dengan 464 miliarder, berkontribusi sekitar 15,3 persen dari total populasi miliarder global. Sementara itu, sektor teknologi menempati posisi kedua dengan laju pertumbuhan tercepat dalam sejarah modern. Fenomena ini mencerminkan perubahan besar dalam pola ekonomi dunia. Kini, inovasi digital dan strategi investasi modern menjadi dua mesin utama penggerak kekayaan global yang terus berkembang lintas batas negara.
Meski banyak sektor lain bermunculan, industri keuangan tetap menjadi tempat utama bagi para miliarder. Investor legendaris seperti Warren Buffett masih memegang peran penting lewat perusahaan investasinya, Berkshire Hathaway. Dengan kekayaan mencapai USD 154 miliar atau sekitar Rp 2.571 triliun, Buffett membuktikan bahwa investasi jangka panjang masih menjadi kunci stabilitas finansial. Di balik kesuksesan ini, strategi diversifikasi aset menjadi faktor utama dalam memperkuat pertumbuhan kekayaan. Selain itu, fleksibilitas sektor keuangan memungkinkan investor menggandakan modal tanpa memerlukan infrastruktur besar. Dengan demikian, pasar saham dan dana lindung nilai tetap menjadi arena utama penciptaan kekayaan bagi generasi baru miliarder dunia.
“Baca Juga : Bagaimana Diet Rendah Lemak Membantu Jantungmu Tetap Sehat“
Selain keuangan, teknologi tampil sebagai sektor paling dinamis pada 2025. Data menunjukkan ada 401 miliarder dari sektor ini, menyumbang hampir 14 persen dari total global. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan semikonduktor. Sosok seperti Mark Zuckerberg memimpin dengan kekayaan USD 216 miliar, berkat ekspansi agresif Meta di bidang AI sosial. Di sisi lain, nama muda seperti Alexandr Wang, pendiri Scale AI, menjadi simbol generasi baru miliarder teknologi. Dalam usianya yang masih 28 tahun, ia berhasil mengubah inovasi menjadi sumber kekayaan nyata. Dengan begitu, sektor teknologi kini bukan hanya sarang inovator, tetapi juga pusat lahirnya kekayaan baru yang berbasis ide dan algoritma.
Walau teknologi dan keuangan mendominasi, manufaktur dan mode tetap berperan besar dalam membentuk peta kekayaan dunia. Sektor manufaktur mencatat 342 miliarder, dipimpin oleh Reinhold Würth dari Wurth Group dengan kekayaan USD 35,1 miliar. Sementara itu, industri mode dan ritel menyusul dengan 297 miliarder, dengan Bernard Arnault dari LVMH sebagai penguasa sektor kemewahan global. Kekayaannya kini mencapai USD 178 miliar, menegaskan bahwa bisnis berbasis gaya hidup dan prestise tetap memiliki daya tarik tinggi. Selain itu, kemampuan industri mode beradaptasi dengan tren digital dan pasar daring juga membantu mempertahankan dominasinya di pasar global.
“Baca Juga : Snack Rendah Lemak untuk Diet Sehari-hari“
Tidak kalah penting, sektor kesehatan mencatat peningkatan signifikan dalam daftar miliarder dunia. Tahun 2025 mencatat 230 miliarder baru di bidang ini, dipicu oleh kemajuan bioteknologi dan layanan kesehatan digital. Nama Thomas Frist Jr., pendiri HCA Healthcare, menjadi contoh nyata dengan kekayaan mencapai USD 27 miliar. Sektor ini berkembang pesat karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan setelah pandemi global. Selain itu, inovasi di bidang alat medis dan obat-obatan baru turut membuka peluang besar bagi investor dan pengusaha. Dengan demikian, sektor kesehatan kini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menciptakan kesejahteraan ekonomi dalam skala besar.
Dalam lanskap kekayaan dunia, Elon Musk tetap menjadi tokoh yang paling menarik perhatian. Meskipun terkenal lewat Tesla, kekayaannya kini menembus USD 342 miliar, menjadikannya miliarder lintas sektor. Selain otomotif, Musk juga mendominasi bidang teknologi, energi terbarukan, dan luar angkasa melalui perusahaan seperti SpaceX dan xAI. Pendekatan inovatifnya menciptakan model baru miliarder masa depan mereka yang membangun kekayaan melalui visi lintas disiplin dan teknologi disruptif. Dengan kata lain, Musk menggambarkan masa depan ekonomi dunia di mana batas antarindustri semakin kabur, dan inovasi menjadi kunci utama kesuksesan.
Melihat tren saat ini, masa depan kekayaan dunia akan semakin terdiversifikasi. Meskipun sektor keuangan masih menjadi fondasi utama, teknologi dan kesehatan terus menunjukkan potensi luar biasa. Selain itu, sektor energi terbarukan dan AI diyakini akan melahirkan gelombang miliarder baru dalam dekade mendatang. Dunia sedang bergerak menuju era di mana inovasi menjadi tolok ukur utama kekayaan. Di tengah perubahan global yang cepat, mereka yang mampu menggabungkan visi, teknologi, dan strategi bisnis akan memimpin daftar miliarder berikutnya bukan hanya dengan uang, tetapi juga dengan pengaruh yang membentuk masa depan ekonomi manusia.