Airlangga: Tarif 19 Persen dari AS Selamatkan 1 Juta Buruh Indonesia
Jurnal Tempo – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengklaim bahwa turunnya tarif dagang dari 32 persen menjadi 19 persen telah menyelamatkan satu juta buruh Indonesia. Penurunan ini terjadi berkat negosiasi pemerintah dengan Amerika Serikat. Jika tarif tetap tinggi, jutaan pekerja di sektor padat karya bisa terancam kehilangan pekerjaan.
Airlangga menjelaskan bahwa tarif 32 persen hampir setara dengan embargo dagang. Hal ini dapat menghentikan seluruh kegiatan ekspor ke Amerika. Padahal, pasar AS adalah tujuan utama ekspor Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 11,22 persen. Dampaknya sangat besar bagi industri seperti tekstil, pakaian, dan sepatu.
Baca Juga : Tatapan Kosong Sarwendah Saat Mengantar Jenazah Sang Ayah ke Krematorium
Menurut Airlangga, mencari pasar ekspor lain untuk menggantikan AS tidaklah mudah. Proses ini bukan seperti membalik telapak tangan. Oleh karena itu, tarif 19 persen dianggap cukup bersahabat untuk mempertahankan daya saing Indonesia.
Airlangga juga membandingkan tarif Indonesia dengan negara lain. Bangladesh dikenakan tarif 35 persen, Pakistan 29 persen, dan India 27 persen. Dengan posisi tarif yang lebih rendah, produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar global.
Kesepakatan ini tidak datang secara cuma-cuma. Indonesia harus membeli produk energi dari AS senilai US$15 miliar. Selain itu, Indonesia juga wajib membeli produk pertanian dan 50 pesawat Boeing. Bahkan, Amerika meminta akses terhadap data pribadi warga Indonesia melalui perjanjian dagang ART.