Jurnal Tempo – Memberi sering kali dikaitkan dengan berbagi hadiah atau bantuan materi, terutama saat liburan atau akhir tahun. Namun, menurut pakar, makna memberi jauh lebih dalam daripada sekadar memberikan barang. Tindakan memberi, baik itu berupa waktu, perhatian, atau dukungan emosional, ternyata memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan mental seseorang. Penelitian dalam psikologi dan ilmu saraf menunjukkan bahwa memberi dapat memberikan dampak positif yang besar bagi kesejahteraan seseorang.
Memberi Meningkatkan Kesejahteraan Emosional
Dr. Leana Wen, seorang pakar kesehatan, menjelaskan bahwa memberi dengan tulus dapat memicu tubuh untuk melepaskan hormon-hormon positif, seperti dopamin dan oksitosin. Hormon-hormon ini berkaitan dengan perasaan senang dan keterikatan sosial, yang membantu menciptakan rasa tenang dan bahagia. Selain itu, memberi juga dikaitkan dengan penurunan hormon stres, seperti kortisol, yang membuat seseorang merasa lebih lega dan rileks. Oleh karena itu, memberi dapat menjadi salah satu cara sederhana untuk mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari.
“Baca Juga : Prabowo Tegaskan Negara Kembali Menguasai 4 Juta Hektare Lahan”
Mengurangi Stres melalui Tindakan Memberi
Stres sering kali datang akibat tekanan pekerjaan, masalah pribadi, atau tuntutan sosial yang terus mengganggu. Memberi dapat membantu meredakan stres dengan cara yang sehat. Dengan mengalihkan fokus dari beban diri sendiri kepada orang lain, seseorang dapat merasakan kedamaian emosional. Memberikan perhatian atau bantuan kepada orang lain juga memberikan perspektif baru tentang masalah yang sedang dihadapi. Perasaan empati dan rasa syukur yang muncul saat memberi dapat menurunkan kecemasan dan ketegangan emosional, membawa efek positif bagi kesehatan mental.
Memberi Sebagai Pengalihan Fokus dari Masalah Pribadi
Ketika seseorang merasa terjebak dalam masalah atau kesulitan, memberi dapat menjadi cara efektif untuk mengalihkan perhatian. Tindakan ini mengarahkan perhatian pada orang lain, yang bisa membantu mengurangi rasa tertekan. Rasa dibutuhkan dan dapat membantu orang lain memberi perasaan positif yang bisa melawan dampak buruk dari stres. Sederhana, tetapi memberi dapat memberikan rasa lega dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Meningkatkan Rasa Makna dan Tujuan Hidup
Selain mengurangi stres, memberi juga berperan dalam menciptakan rasa makna dan tujuan hidup. Saat seseorang merasa kehadirannya bermanfaat bagi orang lain, harga diri dan kepuasan hidupnya meningkat. Perasaan dibutuhkan dan berkontribusi memperkuat kesehatan mental, terutama bagi mereka yang rentan merasa kesepian atau kehilangan arah. Dengan memberi, seseorang dapat merasa memiliki peran yang berarti, yang secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Empati dan Rasa Bersyukur dalam Memberi
Memberi juga mendorong seseorang untuk lebih empatik dan bersyukur atas apa yang dimiliki. Ketika kita membantu orang lain, kita cenderung lebih menghargai apa yang kita punya. Perasaan empati yang muncul dalam tindakan memberi dapat mempererat hubungan sosial dan meningkatkan kesehatan mental. Ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sering kali datang dari memberi kepada orang lain, bukan hanya dari menerima.
Membangun Koneksi Sosial yang Lebih Kuat
Pemberian, baik itu berbentuk fisik maupun emosional, juga memperkuat koneksi sosial antara individu. Ketika seseorang memberi, ia tidak hanya menolong orang lain, tetapi juga memperdalam ikatan emosional dengan mereka. Koneksi sosial yang kuat ini merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan mental, karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan dukungan dari orang lain.