Demonstrasi Massal di Eropa Usai Israel Hentikan Armada Global Flotilla ke Gaza
Jurnal Tempo – Puluhan ribu warga Eropa turun ke jalan setelah Israel menghentikan armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan ke Gaza. Dari 45 kapal yang berangkat dari Barcelona pada September lalu, sebanyak 41 dicegat angkatan laut Israel di perairan Gaza. Peristiwa ini memicu amarah publik, termasuk di Barcelona, di mana sekitar 15.000 orang meneriakkan slogan seperti “Gaza, kamu tidak sendirian” dan “Kebebasan untuk Palestina.”
Selain mencegat kapal, militer Israel menangkap lebih dari 400 orang dari armada tersebut. Beberapa di antaranya adalah tokoh penting, termasuk mantan wali kota Barcelona, Ada Colau, serta cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela. Keduanya, bersama sejumlah aktivis, kini menghadapi ancaman deportasi dari Israel.
Baca Juga : Terence Crawford Ungkap Dua Kesalahan Conor Benn saat Kalah dari Chris Eubank Jr
Gelombang unjuk rasa tidak hanya terjadi di Barcelona. Setidaknya 10.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi di Madrid, sementara ribuan lainnya turun ke jalan di Bilbao, Sevilla, dan Valencia. Tayangan televisi publik memperlihatkan aparat anti huru-hara membubarkan massa dengan barikade saat situasi memanas.
Di Prancis, sekitar 1.000 orang berkumpul di Place de la Republique, Paris, membawa spanduk bertuliskan dukungan untuk Gaza. Sementara itu, di Marseille, polisi menangkap ratusan orang yang mencoba memblokir akses menuju kantor Eurolinks, sebuah perusahaan senjata yang dituding memasok komponen militer ke Israel. Aksi ini menambah ketegangan antara aparat dan para demonstran pro-Palestina.
Ribuan demonstran di Italia mendesak Perdana Menteri Giorgia Meloni untuk membela aktivis GSF. Bahkan, serikat-serikat buruh besar menyerukan aksi mogok massal pada Jumat sebagai bentuk solidaritas. Menurut pernyataan para pemimpin aksi, mereka siap menghentikan kegiatan ekonomi sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan Israel.
Di Brussels, sekitar 3.000 orang berunjuk rasa di depan gedung Parlemen Eropa. Mereka menuntut Uni Eropa mematahkan blokade Israel atas Gaza. Situasi semakin panas ketika demonstran meledakkan bom asap dan petasan, menciptakan suasana mencekam di pusat kota. Protes ini menandai meningkatnya tekanan terhadap lembaga-lembaga politik Eropa.
Tidak hanya di Uni Eropa, aksi serupa juga terjadi di Jenewa. Ribuan anak muda menyalakan api unggun di dekat stasiun pusat sebelum bergerak menuju jembatan Mont Blanc. Namun, bentrokan singkat dengan polisi anti huru-hara membuat kerumunan dipukul mundur. Di luar Eropa, ratusan orang di Kuala Lumpur, Malaysia, menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai bentuk penolakan terhadap dukungan Washington pada Israel.
Serangkaian aksi protes di berbagai negara menunjukkan bahwa isu Gaza terus menggugah solidaritas internasional. Dari Barcelona hingga Kuala Lumpur, massa menegaskan pesan bahwa blokade Israel harus dihentikan. Dengan semakin luasnya dukungan publik, tekanan politik terhadap Israel dan sekutunya diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa minggu ke depan.