Jurnal Tempo – Dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan aset negara, Presiden Prabowo telah meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Lembaga ini diharapkan mampu menjadi tulang punggung investasi strategis Indonesia, dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Berdasarkan keputusan presiden, pembentukan lembaga menjadi langkah konkret dalam memperkuat sektor ekonomi melalui pengelolaan investasi negara secara terpadu.
Danantara dibentuk dengan visi menjadi pengelola investasi terdepan yang mendorong transformasi ekonomi Indonesia. Artinya, tidak hanya fokus pada aspek finansial, tetapi juga berkontribusi pada berbagai sektor strategis seperti hilirisasi industri, infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan pengembangan sektor digital. Dengan demikian lembaga ini akan berperan penting dalam mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan perekonomian yang lebih mandiri.
Danantara dipimpin oleh Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang sebagai Wakil Kepala. Keduanya diangkat melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142/P Tahun 2024. Struktur kepemimpinan ini diharapkan dapat memberikan arah dan stabilitas bagi pengelolaan investasi negara yang transparan dan akuntabel.
“Baca juga: Detak Jantung Sehat Pasti Berubah Seiring Bertambah Usia”
Sebagai lembaga investasi negara, Danantara bertanggung jawab untuk mengelola kekayaan negara yang terpisah. Tugas utama Danantara meliputi:
Dengan menjalankan peran-peran tersebut, Danantara diharapkan dapat mengelola aset negara secara efektif, mendorong pengembangan korporasi berskala besar, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Fokus Investasi pada Sektor-Sektor Strategis
Danantara akan memprioritaskan investasinya pada beberapa sektor strategis. Sektor-sektor tersebut meliputi:
Potensi Dampak Ekonomi dan Sosial
Dengan mengelola investasi secara terintegrasi, Danantara berpotensi untuk menciptakan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat. Beberapa dampak yang diharapkan meliputi:
“Simak juga: Halloween Dan Tentang Sejarah Berdarah Dari Mahluk Legendaris”
Menariknya, sumber dana Danantara tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagai sovereign wealth fund atau dana investasi negara, mengelola aset yang dipisahkan dari APBN dan didukung oleh tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) utama. BUMN yang terlibat dalam penyertaan modal Danantara antara lain PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT PLN, Pertamina, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, dan MIND ID. Dengan dukungan aset dari perusahaan-perusahaan besar ini, Danantara memiliki modal awal sekitar USD 600 miliar, atau setara Rp 9.429,8 triliun.
Pembentukan Danantara merupakan langkah penting bagi Indonesia dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan kekayaan negara. Lembaga ini memiliki peran strategis dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, dengan fokus pada sektor-sektor prioritas yang mendukung kemandirian nasional. Dengan manajemen yang profesional dan transparan, diharapkan menjadi simbol baru dari komitmen Indonesia untuk tumbuh lebih mandiri dan kompetitif di tengah dinamika ekonomi global.
Sebagai masyarakat, kita patut optimis dengan keberadaan Danantara sebagai pendorong investasi strategis nasional.