Jurnal Tempo – Ketidakpastian pasar global menjadi isu utama yang terus disoroti oleh para ekonom. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini menjelaskan faktor utama penyebab ketidakpastian ini. Kondisi ekonomi dunia yang belum stabil akibat pandemi menjadi salah satu alasan utamanya. Tidak hanya itu, konflik geopolitik juga memberikan tekanan tambahan pada pasar keuangan global. Faktor-faktor ini menyebabkan volatilitas yang sulit diprediksi.
Pandemi COVID-19 meninggalkan jejak yang mendalam pada perekonomian global. Banyak negara masih berjuang untuk pulih dari dampak pandemi. Gangguan pada rantai pasok global menjadi salah satu masalah utama yang belum sepenuhnya teratasi. Sri Mulyani juga menyoroti bahwa tekanan inflasi masih tinggi di berbagai negara. Inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga energi dan pangan. Kondisi ini memaksa bank sentral di banyak negara menaikkan suku bunga secara agresif.
Konflik antara Rusia dan Ukraina turut memperburuk situasi pasar global. Perang ini tidak hanya memengaruhi pasokan energi, tetapi juga harga komoditas lainnya. Akibatnya, banyak negara mengalami lonjakan biaya produksi. Sri Mulyani menegaskan bahwa ketidakpastian akibat konflik ini membuat investor global lebih berhati-hati. Selain itu, ancaman resesi di negara maju juga menambah kekhawatiran. Negara berkembang menghadapi risiko besar akibat penurunan permintaan ekspor.
Sri Mulyani juga membahas dampak kebijakan moneter ketat yang dilakukan oleh Federal Reserve AS. Kenaikan suku bunga oleh bank sentral ini memicu aliran modal keluar dari pasar negara berkembang. Situasi ini menciptakan tekanan tambahan pada nilai tukar mata uang lokal. Banyak negara berkembang mengalami pelemahan mata uang yang signifikan. Hal ini membuat utang luar negeri mereka semakin sulit untuk dikelola.
“Simak juga: Fenomena Pohon Besar di Desa Cancar: Cerita dari Betrand Peto”
Sri Mulyani menekankan pentingnya koordinasi global untuk mengatasi tantangan ini. Negara-negara G20 memiliki peran penting dalam menciptakan solusi bersama. Upaya untuk memperbaiki rantai pasok global harus menjadi prioritas. Selain itu, kerjasama internasional diperlukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Sri Mulyani juga menyerukan perlunya reformasi dalam sistem keuangan global.
Dengan banyaknya faktor yang memengaruhi pasar global, ketidakpastian diperkirakan akan terus berlangsung. Sri Mulyani mengingatkan bahwa adaptasi terhadap kondisi ini sangat penting. Negara-negara harus mempersiapkan diri dengan kebijakan ekonomi yang lebih fleksibel. Fokus pada ketahanan ekonomi lokal menjadi langkah yang tidak dapat diabaikan.