Jurnal Tempo – Rusia secara tegas membantah laporan yang menyebutkan bahwa adanya pembicaraan rahasia trump dan putin dalam beberapa hari terakhir. Juru bicara Kremlin menegaskan bahwa tidak ada percakapan telepon yang terjadi antara kedua pemimpin. Klarifikasi ini muncul setelah laporan dari The Washington Post yang mengutip sumber anonim, yang mengklaim bahwa Trump telah mengirimkan pesan kepada Putin untuk menahan diri dalam meningkatkan eskalasi perang di Ukraina.
Dmitry Peskov dengan cepat membantah adanya laporan pembicaraan rahasia trump dan putin dan menyatakan bahwa kabar tersebut sama sekali tidak benar. Dalam pernyataan yang diberikan kepada wartawan, Peskov mengkritik kualitas informasi yang beredar. Ia menambahkan, “Inilah contoh nyata dari kualitas buruk informasi yang tersebar saat ini, bahkan di publikasi yang cukup bereputasi baik.”
Namun, Kremlin dengan tegas membantah adanya komunikasi semacam itu. Peskov bahkan menyebut laporan tersebut sebagai sebuah “fiksi” yang tidak berdasarkan kenyataan.
“Simak juga: Program Makan Bergizi Gratis itu Akan Dibantu Xin Jin Ping”
Rumor ini menambah spekulasi tentang arah kebijakan luar negeri pemerintahan Trump setelah ia resmi menjabat pada Januari 2025. Trump, yang baru saja memenangkan pemilihan pada 5 November 2024, telah dikenal dengan pendekatannya yang lebih berfokus pada diplomasi langsung dan negosiasi damai.
Trump sendiri belum memberikan komentar terkait laporan tersebut. Steven Cheung, Direktur Komunikasi Trump, menolak memberikan keterangan terkait adanya panggilan telepon pribadi antara Trump dan pemimpin dunia lainnya. “Kami tidak akan menanggapi laporan mengenai panggilan telepon pribadi,” ujar Cheung.
Walaupun spekulasi tetap berkembang mengenai bagaimana kebijakan luar negeri AS akan berubah di bawah kepemimpinan Trump. Beberapa pihak berpendapat bahwa Trump mungkin akan sesuai dengan sikapnya yang sebelumnya mengkritik besarnya bantuan AS kepada Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Meskipun rumor ini menambah ketidakpastian tentang arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pertemuan antara kedua presiden itu dijadwalkan pada 13 November 2024 akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kebijakan luar negeri yang akan diambil. Biden diperkirakan akan menegaskan komitmennya untuk mendukung Ukraina dalam konflik yang terus berlangsung, serta menekankan pentingnya transisi kekuasaan yang damai dan stabil di AS.
Penasihat Keamanan Nasional juga menegaskan bahwa Biden akan menggunakan pertemuan itu untuk menegaskan bahwa AS tidak boleh meninggalkan Ukraina. Hal tersebut akan menciptakan ketidakstabilan lebih besar di Eropa.