
Jurnal Tempo – Kota Lyon, Perancis, baru-baru ini digemparkan oleh aksi perampokan besar yang nyaris menyerupai adegan film aksi. Pada Kamis (30/10/2025), sekelompok penjahat bersenjata berhasil membobol laboratorium pemurnian emas dan melarikan diri dengan logam mulia senilai 32 juta dolar AS, atau sekitar Rp 533,5 miliar. Aksi tersebut berlangsung cepat dan terencana. Mereka membawa kabur 306 kilogram emas dan logam mulia lainnya sebelum akhirnya ditangkap beberapa jam kemudian oleh polisi. Kejadian ini sontak menyita perhatian publik karena menambah daftar panjang kasus perampokan besar yang terjadi di Perancis sepanjang tahun 2025.
Jaksa penuntut umum Lyon, Thierry Dran, mengonfirmasi bahwa enam orang tersangka berhasil ditangkap tak lama setelah kejadian. Mereka terdiri dari lima pria dan satu perempuan berusia antara 30 hingga 40 tahun. Tiga dari lima pria tersebut ternyata merupakan residivis perampokan bersenjata. Namun, perempuan yang ditangkap tidak memiliki catatan kriminal dan membantah keterlibatannya. Sementara itu, satu pria juga menyangkal perannya dalam perampokan ini, sedangkan empat lainnya memilih bungkam selama pemeriksaan. Menurut Dran, para pelaku akan dijerat dengan pasal konspirasi kriminal dan perampokan bersenjata, dua dakwaan serius yang dapat berujung pada hukuman panjang di penjara.
Awalnya, pihak kepolisian memperkirakan nilai emas yang dicuri sekitar 13,8 juta dolar AS (Rp 230 miliar). Namun setelah dilakukan audit menyeluruh, jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 32 juta dolar AS (Rp 533,5 miliar). Fakta ini mengejutkan banyak pihak karena menunjukkan bahwa para pelaku sangat paham situasi di dalam laboratorium. Mereka tahu lokasi penyimpanan logam mulia dan waktu yang tepat untuk beraksi. Polisi menduga kuat ada keterlibatan orang dalam yang memberikan informasi detail kepada kelompok tersebut. Pola gerak mereka yang cepat dan efisien memperkuat dugaan bahwa aksi ini telah disiapkan dengan sangat matang selama berbulan-bulan.
Menurut laporan saksi mata, perampokan itu berlangsung hanya dalam hitungan menit. Para pelaku datang menggunakan dua kendaraan van, mengenakan pakaian hitam, dan membawa senjata api jenis Kalashnikov. Dalam video amatir yang beredar di media sosial, terdengar suara tembakan dan teriakan warga yang panik. Salah satu saksi bahkan menyebut mendengar ledakan keras sebelum para pelaku kabur. Mereka memaksa karyawan laboratorium membuka akses ke ruang penyimpanan emas menggunakan ancaman senjata. Setelah mendapatkan barang berharga itu, mereka melarikan diri ke arah pinggiran kota Lyon. Polisi yang segera menerima laporan langsung melakukan pengejaran cepat dan berhasil menangkap para tersangka di wilayah industri terdekat.
“Baca Juga : Pertamina Patra Niaga Tambah Posko Keluhan Konsumen Jadi 17 Titik di Jawa Timur”
Perampokan di Lyon ini terjadi hanya berselang beberapa hari setelah kasus pencurian perhiasan kerajaan di Museum Louvre, Paris, yang menyebabkan kerugian mencapai Rp 1,7 triliun. Dua peristiwa besar ini menimbulkan kekhawatiran publik mengenai lemahnya sistem keamanan nasional Perancis. Para ahli keamanan menilai, meningkatnya frekuensi perampokan di lokasi bernilai tinggi menandakan adanya jaringan kriminal terorganisir yang beroperasi lintas wilayah. Selain itu, banyak yang menyoroti perlunya peningkatan sistem keamanan di laboratorium, museum, dan gudang penyimpanan aset negara. Pemerintah pun mulai mempertimbangkan penggunaan teknologi AI dan sensor gerak canggih untuk memperkuat pengawasan di fasilitas penting.
Menanggapi kasus ini, Kementerian Dalam Negeri Perancis langsung memerintahkan peningkatan keamanan di seluruh laboratorium logam mulia dan museum nasional. Polisi serta pasukan militer Sentinelle dikerahkan untuk berpatroli di Lyon dan Paris. Jaksa Thierry Dran juga menegaskan bahwa penyelidikan akan diperluas untuk mencari tahu apakah ada pihak internal laboratorium yang membantu perampok. Ia menegaskan, siapa pun yang terbukti terlibat akan dijerat hukuman berat. Pemerintah berharap, penangkapan cepat ini dapat mengembalikan rasa aman warga sekaligus menunjukkan komitmen Perancis dalam memberantas kejahatan terorganisir. Meski begitu, publik masih menunggu hasil penyelidikan penuh yang diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan.
Kasus ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga mengguncang reputasi keamanan Perancis di mata dunia. Banyak investor mulai mempertanyakan standar keamanan di negara yang selama ini dikenal stabil. Industri logam mulia dan sektor perbankan pun ikut terdampak karena kehilangan kepercayaan publik. Para analis memperingatkan bahwa serangkaian perampokan besar seperti ini bisa menurunkan citra Perancis sebagai negara dengan sistem keamanan terbaik di Eropa. Meski aparat berhasil bertindak cepat, kasus ini tetap menjadi pengingat bahwa kejahatan terorganisir dapat menembus sistem apa pun. Kini, masyarakat menantikan hasil akhir penyelidikan dan hukuman tegas bagi para pelaku agar kepercayaan publik bisa pulih.