Jurnal Tempo – Gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar pada Jumat malam. Guncangan berkekuatan 7,2 magnitudo itu menyebabkan kehancuran besar. Sejumlah bangunan runtuh, jalanan retak, serta ratusan korban berjatuhan. Otoritas setempat melaporkan bahwa sedikitnya 694 orang tewas. Sementara itu, ribuan lainnya mengalami luka-luka. Tim penyelamat terus bekerja keras mengevakuasi warga terdampak. Banyak korban masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. Situasi ini menimbulkan kepanikan luar biasa di seluruh wilayah terdampak.
“Baca Juga : Kriteria Penerima Rumah Subsidi untuk Nakes Versi Budi Gunadi Sadikin
Gempa terjadi di wilayah tengah Myanmar. Episentrum gempa terletak di kedalaman 10 kilometer. Guncangan kuat terasa hingga ke negara tetangga seperti Thailand dan Bangladesh. Beberapa kota mengalami pemadaman listrik total. Rumah sakit kewalahan menangani lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan. Pemerintah setempat telah menetapkan status darurat nasional. Bantuan dari berbagai organisasi kemanusiaan mulai berdatangan. Namun, akses ke beberapa wilayah masih terputus. Infrastruktur rusak parah, membuat evakuasi semakin sulit dilakukan.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk mencari korban. Mereka menggunakan alat berat dan anjing pelacak. Sayangnya, kurangnya peralatan memperlambat proses pencarian. Banyak relawan turut membantu mengevakuasi korban. Beberapa warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tenda-tenda darurat didirikan untuk menampung para pengungsi. Namun, pasokan makanan dan air bersih masih terbatas. Pemerintah Myanmar meminta bantuan internasional untuk mempercepat pemulihan. Sejumlah negara telah menyatakan kesiapannya mengirim bantuan kemanusiaan.
“Simak juga: Tak Bisa Pulang, Astronaut NASA Nikmati Natal di Luar Angkasa”
Jumlah korban jiwa diperkirakan masih akan bertambah. Banyak korban luka yang membutuhkan perawatan intensif. Rumah sakit penuh dengan pasien yang mengalami patah tulang dan luka serius. Selain korban jiwa, kerugian material juga sangat besar. Ribuan rumah hancur, membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal. Bangunan bersejarah di beberapa kota juga mengalami kerusakan parah. Beberapa jembatan dan jalan utama ambruk akibat guncangan. Kerusakan ini berdampak pada ekonomi lokal yang terganggu. Banyak warga kehilangan pekerjaan akibat usaha mereka hancur.
Pemerintah Myanmar telah membentuk tim tanggap darurat. Mereka berfokus pada pencarian korban dan distribusi bantuan. Beberapa organisasi kemanusiaan juga turun tangan membantu. Negara-negara tetangga menawarkan bantuan berupa tenaga medis dan logistik. PBB telah menyatakan keprihatinannya atas bencana ini. Mereka berjanji akan mengirimkan bantuan dalam waktu dekat. Sementara itu, masyarakat dunia mulai menggalang dana untuk korban. Banyak pihak berharap pemulihan bisa dilakukan secepat mungkin. Myanmar menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali daerah terdampak.