Jurnal Tempo – Banjir masih menjadi masalah serius di wilayah Jabodetabek. Setiap musim hujan tiba, berbagai daerah mengalami genangan air. Masyarakat pun mencari tahu penyebab utama banjir yang terus berulang. Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PU) menyatakan bahwa tanggul bukan faktor utama. Banyak aspek lain yang memicu banjir di kawasan ini.
Banjir di Jabodetabek bukan hanya soal infrastruktur. Ada berbagai faktor lain yang turut berperan. Pertama, urbanisasi yang pesat membuat daerah resapan air berkurang drastis. Permukaan tanah yang seharusnya menyerap air hujan kini tertutup beton dan aspal. Akibatnya, air sulit meresap ke dalam tanah dan meluap ke jalanan.
“Baca Juga : “Neurosains Ungkap Fakta: Puasa Bukan Bikin Ngantuk, Tapi Tingkatkan Kinerja Otak”
Masalah sampah juga tidak bisa diabaikan. Banyak sungai dan saluran air tersumbat akibat tumpukan sampah. Masyarakat masih kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Ketika hujan deras turun, air yang seharusnya mengalir dengan lancar malah terhambat. Hal ini memperparah banjir yang terjadi di berbagai titik.
“Simak juga: Berapa Kadar Gula Rambutan? Simak Penjelasannya”
Faktor lain yang berkontribusi adalah perubahan iklim. Curah hujan yang semakin tinggi menyebabkan debit air meningkat drastis. Sungai-sungai di Jabodetabek tidak mampu menampung volume air yang besar. Akibatnya, air meluap dan merendam pemukiman warga. Fenomena ini semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Sistem drainase di Jabodetabek masih menjadi tantangan besar. Banyak saluran air yang tidak berfungsi dengan baik. Beberapa di antaranya mengalami penyempitan akibat sedimentasi. Hal ini membuat air hujan tidak bisa mengalir secara cepat. Pemerintah berupaya melakukan perbaikan, namun tantangannya cukup besar.
Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi masalah ini. Berbagai langkah telah diambil untuk mengurangi risiko banjir. Salah satunya adalah normalisasi sungai yang bertujuan memperbaiki kapasitas aliran air. Selain itu, pembangunan waduk dan kolam retensi terus digenjot. Upaya ini diharapkan bisa membantu mengendalikan debit air saat musim hujan.
Wamen PU juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi banjir. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan sangat dibutuhkan. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan penghijauan juga perlu ditingkatkan. Semua pihak harus berkolaborasi agar solusi yang diambil bisa berjalan efektif.
Meski banyak yang menyoroti peran tanggul, Wamen PU menegaskan bahwa infrastruktur bukan satu-satunya solusi. Pembangunan tanggul memang penting, namun bukan jaminan utama dalam mengatasi banjir. Diperlukan pendekatan yang lebih luas dengan melibatkan aspek lingkungan dan tata ruang yang lebih baik.
Ke depan, pemerintah berharap masalah banjir bisa lebih terkendali. Dengan perbaikan infrastruktur yang terus dilakukan, diharapkan dampak banjir dapat diminimalisir. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Semua pihak harus berkontribusi agar Jabodetabek bisa terbebas dari bencana banjir.