Perbandingan Harga Pertalite Sebelum dan Sesudah Subsidi Pemerintah
Jurnal Tempo – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa harga Pertalite Rp10.000 per liter yang dibayar masyarakat bukanlah harga sebenarnya. Nilai tersebut sudah mendapat subsidi dari pemerintah. Tanpa adanya intervensi anggaran negara, harga keekonomian Pertalite mencapai Rp11.700 per liter. Dengan demikian, subsidi sebesar Rp1.700 per liter atau sekitar 15 persen membuat harga jual di SPBU Pertamina lebih terjangkau.
Pemerintah terus menanggung selisih harga keekonomian dengan harga jual di pasaran melalui skema subsidi dan kompensasi. Langkah ini menjadi salah satu cara menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga minyak dunia. Purbaya menekankan bahwa sejak 2022, harga BBM memang sudah disesuaikan, tetapi belum pernah mencapai angka keekonomian murni.
Baca Juga : Turis China Dipuji Usai Selamatkan Wanita Tenggelam di Jepang
Tak hanya Pertalite, solar juga menjadi jenis BBM yang menerima subsidi cukup tinggi. Harga keekonomian solar sebenarnya Rp11.950 per liter. Namun, pemerintah menanggung 43 persen atau setara Rp5.150 per liter. Akibatnya, harga jual solar hanya Rp6.800 per liter. Kebijakan ini membuat solar tetap terjangkau bagi sektor transportasi publik dan industri kecil.
Selain BBM, LPG 3 kg juga mendapat dukungan anggaran yang besar. Purbaya mengungkapkan subsidi untuk LPG 3 kg mencapai 70 persen dari harga keekonomian. Angka ini menunjukkan bahwa pemerintah menempatkan kebutuhan energi rumah tangga kecil sebagai prioritas, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Untuk tahun 2025, Kementerian Keuangan mengalokasikan Rp479 triliun untuk subsidi energi dan kompensasi. Jumlah ini sedikit lebih rendah dari realisasi tahun 2024 yang mencapai Rp502 triliun. Anggaran tersebut mencakup subsidi BBM, LPG, serta biaya kompensasi energi non-BBM yang dibutuhkan masyarakat luas.
Pemberian subsidi energi bertujuan menjaga stabilitas ekonomi, daya beli masyarakat, serta mendukung pertumbuhan sektor riil. Tanpa subsidi, harga BBM dan energi bisa jauh lebih tinggi dan berdampak langsung pada inflasi. Dengan subsidi, pemerintah berupaya memastikan masyarakat tetap bisa mendapatkan akses energi dengan harga yang terjangkau.