Mengapa Gen Z Kini Lebih Memilih Paylater daripada Kartu Kredit?
Jurnal Tempo – Dalam beberapa tahun terakhir, layanan paylater atau buy now pay later (BNPL) mengalami pertumbuhan pesat. Terutama di kalangan Generasi Z, tren ini semakin menonjol. Mereka lebih suka solusi praktis dan cepat dibandingkan sistem tradisional seperti kartu kredit.
Salah satu alasan utamanya adalah kemudahan akses dan proses pendaftaran yang sangat simpel. Paylater juga menawarkan fleksibilitas cicilan tanpa bunga, atau bunga yang sangat rendah. Tidak heran jika banyak anak muda menjadikannya pilihan utama.
Berbeda dengan kartu kredit yang memerlukan riwayat kredit dan proses verifikasi panjang, paylater hadir dengan cara yang jauh lebih efisien. Cukup dengan mendaftar lewat aplikasi, pengguna bisa langsung menggunakan layanan tersebut.
Selain itu, struktur cicilan yang tetap dan transparan menjadi nilai tambah. Gen Z menyukai hal-hal yang jelas. Mereka ingin tahu pasti berapa lama masa cicilan dan berapa jumlah tagihan bulanannya.
Tidak mengherankan jika mereka menghindari kartu kredit yang perhitungan bunganya bisa berubah-ubah.
Banyak dari Gen Z tumbuh besar melihat krisis keuangan 2008, saat orang tua mereka kesulitan karena utang kartu kredit. Pengalaman itu membentuk sikap hati-hati mereka terhadap penggunaan kredit.
Kini, mereka lebih memilih metode yang memberi kendali penuh atas pembayaran. Opsi cicilan yang jelas membuat mereka merasa lebih aman. Mereka tahu kapan cicilan akan selesai dan bisa menyesuaikan dengan anggaran pribadi.
Kartu kredit biasanya menetapkan minimum payment yang dihitung dari total saldo. Ini berbeda dengan paylater yang menagih per pembelian secara spesifik. Akibatnya, pengguna kartu kredit sering tidak tahu kapan utangnya akan lunas, kecuali mereka membayar penuh.
Sebaliknya, dengan paylater, pengguna bisa menghitung total cicilan dan menentukan batas belanja sendiri. Hal ini membuat banyak anak muda merasa lebih nyaman dan tidak terjebak dalam utang berkepanjangan.
Namun, di balik semua kelebihan tersebut, ada risiko yang perlu diwaspadai. Layanan paylater bisa mendorong pengguna untuk berbelanja impulsif. Tanpa disadari, mereka mengambil banyak cicilan dari berbagai penyedia dalam waktu singkat.
Jika tidak dikelola dengan baik, utang bisa menumpuk dan membebani keuangan pribadi. Bahkan, banyak pengguna terlambat membayar karena lupa atau tidak mencatat tanggal jatuh tempo.
Lebih buruk lagi, denda keterlambatan dan bunga tambahan bisa merusak skor kredit dan menyebabkan masalah keuangan jangka panjang.
Untuk menghindari dampak negatif tersebut, ada beberapa langkah bijak yang bisa diterapkan:
Dengan pendekatan yang bijak, paylater bisa menjadi alat finansial yang membantu. Tetapi tanpa kontrol, justru bisa menjadi sumber masalah.