Jurnal Tempo – PGN atau PGAS terus memperkuat peranannya dalam sektor energi nasional. Salah satu langkah strategis yang tengah mereka jalankan adalah menyerap sumber energi lokal dari Provinsi Jambi. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen PGAS untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Selain itu, upaya ini juga diharapkan mampu mendorong kemandirian energi berbasis sumber daya domestik. Wilayah Jambi diketahui memiliki potensi energi cukup besar. Khususnya gas bumi yang bisa menjadi alternatif bahan bakar industri maupun rumah tangga.
Langkah pertama PGAS adalah membangun infrastruktur yang mendukung distribusi gas bumi lokal. Perusahaan menggandeng pemda dan instansi teknis setempat untuk merancang jaringan pipa gas. Langkah ini dinilai penting agar distribusi energi bisa dilakukan secara optimal dan efisien. Selain itu, PGAS juga merancang pembangunan stasiun pengukuran gas untuk memastikan kualitas dan kuantitas distribusi. Infrastruktur ini menjadi penentu utama keberhasilan strategi penyerapannya. Tanpa dukungan infrastruktur memadai, distribusi tidak akan bisa menjangkau seluruh pengguna potensial.
“Baca Juga : Mantan Pekerja Sritex Berbondong-bondong Tukar Saldo di Koperasi”
PGAS juga menjalin kerja sama strategis dengan industri lokal di Jambi. Industri pupuk, makanan, tekstil, hingga energi terbarukan dilibatkan dalam penggunaan gas bumi. Kerja sama ini membuat distribusi energi menjadi lebih terfokus dan berskala besar. Industri lokal bisa menikmati harga lebih terjangkau dibandingkan dengan bahan bakar impor. PGAS sendiri menilai bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi daerah. Terlebih, penggunaan energi lokal bisa menekan biaya produksi di sektor industri. Hal tersebut memberi keuntungan kompetitif bagi pelaku usaha di Jambi.
“Simak juga: Paus Leo XIV Serukan Perubahan di Tengah Krisis Iman”
Penerapan strategi ini tidak hanya berdampak pada sektor energi. Lebih dari itu, strategi ini memberikan efek ganda terhadap perekonomian lokal. Ketika energi tersedia dalam jumlah cukup dan harga terjangkau, investasi akan lebih mudah masuk. Banyak pelaku industri mengaku tertarik mengembangkan usahanya di wilayah tersebut. Selain itu, proyek-proyek infrastruktur juga membuka banyak lapangan pekerjaan baru. PGAS melibatkan banyak tenaga lokal dalam pembangunan jaringan gas bumi. Efeknya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkurangnya pengangguran di Jambi.
PGAS juga berupaya menyelaraskan strategi ini dengan kebijakan energi nasional. Salah satunya dengan mendukung program konversi energi rumah tangga dari elpiji ke gas jaringan. Dalam hal ini, PGAS turut serta dalam pemasangan sambungan gas rumah tangga di Jambi. Program tersebut memberi masyarakat alternatif bahan bakar yang lebih hemat dan stabil harganya. Pemerintah daerah juga menyambut baik kerja sama ini karena sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya, PGAS memastikan bahwa setiap tahap proyek tetap mengacu pada aspek keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.
Setiap program tentu menghadapi tantangan tersendiri. PGAS menghadapi kendala teknis berupa akses medan yang sulit di beberapa wilayah Jambi. Untuk itu, perusahaan mengandalkan tim teknis berpengalaman guna mengatasi hambatan tersebut. Mereka juga melakukan pemetaan risiko secara menyeluruh sebelum proyek berjalan. Selain itu, PGAS harus mengelola ekspektasi masyarakat terkait tarif gas dan keandalan distribusi. Komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan menjadi kunci agar tidak muncul kesalahpahaman. PGAS membuka ruang dialog terbuka dengan masyarakat demi menjaga kelancaran proyek.
Dalam jangka panjang, PGAS berharap proyek ini bisa menjadi model untuk wilayah lain. Provinsi dengan potensi energi serupa dapat meniru pendekatan yang sama. PGAS juga berharap proyek ini akan memperkuat citra perusahaan sebagai pionir dalam penyediaan energi nasional. Selain aspek komersial, PGAS juga menekankan pada keberlanjutan lingkungan dan sosial. Proyek di Jambi menjadi salah satu langkah konkret dalam merealisasikan tujuan energi bersih.