Jurnal Tempo – Saham PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA menjadi perbincangan hangat di kalangan investor. Banyak yang mempertanyakan apakah saham ini masih layak dikoleksi dalam jangka panjang. Beberapa pakar telah menyampaikan pandangannya. Salah satunya adalah analis senior pasar modal dari sebuah perusahaan sekuritas ternama. Ia menilai bahwa saham BBCA memiliki daya tarik tersendiri. Terutama dari sisi fundamental yang kuat dan kinerja yang stabil. Hal ini terlihat dari laporan keuangan perusahaan. Pendapatan dan laba bersih BBCA menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Tidak hanya itu, manajemen perusahaan juga dikenal andal dan disiplin.
Salah satu alasan utama banyak investor memilih BBCA adalah kekuatan fundamentalnya. BBCA dikenal sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia. Selain itu, tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BBCA tergolong rendah. Hal ini menunjukkan kualitas kredit yang dijaga dengan baik. Selain itu, Return on Equity (ROE) BBCA juga tetap kompetitif dibandingkan bank lain. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan laba bersih BBCA tetap konsisten. Bahkan saat pandemi COVID-19 melanda, BBCA tetap menunjukkan ketahanan. Inilah yang membuat banyak analis menyebut saham ini sebagai ‘defensive stock’. Artinya, cocok dikoleksi untuk investasi jangka panjang karena stabilitasnya.
“Baca Juga : ndustri Tekstil RI Dinilai Masih Kompetitif di AS”
Analis pasar modal dari Mandiri Sekuritas menyebut BBCA sebagai saham blue chip yang layak dikoleksi jangka panjang. Menurutnya, BBCA memiliki manajemen risiko yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan strategi konservatif BBCA dalam menyalurkan kredit. Selain itu, teknologi digital perbankan BBCA juga semakin canggih. Inovasi ini memperkuat daya saing BBCA di tengah kompetisi. “Investor yang mencari stabilitas sebaiknya mempertimbangkan BBCA,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa valuasi BBCA memang terlihat mahal. Namun, hal itu sebanding dengan kualitas dan reputasi perusahaan. Dalam jangka panjang, nilai saham ini diperkirakan akan terus naik.
Saham BBCA memang tidak pernah murah dari sisi valuasi. Rasio Price to Earnings (P/E) BBCA cukup tinggi dibandingkan pesaingnya. Namun, para analis menilai ini sebagai cerminan dari ekspektasi pasar. Investor bersedia membayar mahal karena yakin dengan masa depan perusahaan. Selain itu, BBCA dikenal rajin membagikan dividen setiap tahun. Meski dividen yield-nya tidak terlalu besar, konsistensinya tetap diapresiasi. Banyak investor institusi asing juga menjadikan BBCA sebagai bagian portofolio. Ini menunjukkan kepercayaan global terhadap emiten ini. Bahkan di saat IHSG tertekan, saham BBCA cenderung stabil atau cepat pulih.
“Simak juga: Dinar Candy Jawab Isu Perceraian dengan Ko Apex yang Tengah Viral”
Meski tergolong saham unggulan, BBCA tetap menghadapi tantangan di masa depan. Salah satunya adalah persaingan dengan bank digital dan fintech. Layanan keuangan berbasis teknologi kini tumbuh sangat pesat. Untuk itu, BBCA terus mengembangkan produk digital seperti aplikasi myBCA. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga memengaruhi sektor perbankan. Misalnya, perubahan suku bunga acuan dan inflasi global bisa berdampak pada kredit. Namun, BBCA dinilai cukup siap menghadapi risiko-risiko tersebut. Strategi diversifikasi kredit dan fokus pada nasabah berkualitas menjadi andalan. Hal inilah yang membuat pakar tetap optimis terhadap saham BBCA ke depan.
Investor ritel yang ingin berinvestasi di BBCA disarankan untuk memperhatikan tujuan keuangan mereka. Jika fokusnya adalah investasi jangka panjang, maka BBCA menjadi pilihan yang relevan. Namun, bagi mereka yang mengincar pertumbuhan cepat dalam waktu singkat, BBCA mungkin bukan pilihan utama. Ini karena kenaikan harga saham BBCA cenderung stabil, bukan eksplosif. Tapi justru inilah yang membuatnya cocok bagi investor konservatif. Banyak investor menggunakan BBCA sebagai ‘pondasi’ dalam portofolio mereka. Artinya, sebagai aset yang menjaga kestabilan nilai dalam jangka panjang. Beberapa juga melakukan strategi dollar cost averaging saat membeli BBCA.
Jika menilik performa BBCA dalam lima tahun terakhir, hasilnya cukup impresif. Harga sahamnya naik signifikan meski sempat terkoreksi saat pandemi. Volume perdagangan juga tinggi, menunjukkan likuiditas yang baik di pasar. Selain itu, BBCA secara konsisten masuk dalam indeks LQ45 dan IDX30. Ini membuktikan bahwa BBCA termasuk saham yang paling aktif dan dipercaya. Beberapa fund manager juga menempatkan BBCA dalam top holdings mereka. Bahkan, di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi global, saham BBCA tetap menarik. Ini karena BBCA selalu menjaga kualitas aset dan ekspansi secara hati-hati. Strategi ini disukai investor yang tidak suka kejutan besar.