Jurnal Tempo – Siapa yang tidak kenal Bali? Pulau yang dikenal dengan keindahan alam dan budayanya ini kini menjadi pusat perhatian dunia dalam sektor investasi properti. Dengan perkembangan pariwisata yang pesat, Bali menjadi pilihan utama baik untuk investor domestik maupun internasional.
Menurut Ali Tranghanda, pengamat dari Indonesia Property Watch, pasar properti di Bali akan terus berkembang untuk sektor hunian dan komersial. Kombinasi antara pariwisata yang semakin maju dan meningkatnya investasi asing membuat harga properti di Bali semakin menjanjikan.
“Baca juga: Penyakit DBD Sembuh Tanpa Obat, Bisa Dengan Tips Alami Ini”
Tidak dapat dipungkiri, pariwisata menjadi penggerak utama pasar properti di Bali. Data dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menunjukkan bahwa pada 2024, kunjungan wisatawan asing meningkat hingga 22,6%. Wisatawan dari Australia, India, dan China mendominasi daftar pengunjung.
Lonjakan ini tidak hanya meningkatkan bisnis lokal tetapi juga mendorong kebutuhan akan properti. Vila-vila eksklusif, rumah sewa, hingga apartemen mewah menjadi incaran utama, terutama oleh wisatawan yang ingin tinggal lebih lama.
Jika dulu Kuta dan Seminyak menjadi pusat properti, kini perhatian mulai bergeser ke wilayah-wilayah baru seperti Pererenan, Kedungu, dan Nyanyi. Kawasan-kawasan ini menawarkan pemandangan alam yang asri dan suasana yang lebih tenang.
Menurut Johannes Weissen, CEO Polluxtier, Nyanyi menjadi salah satu lokasi dengan potensi pertumbuhan paling tinggi. Terletak di antara Canggu dan Tanah Lot, wilayah ini memberikan keseimbangan antara akses ke pusat gaya hidup Bali dan ketenangan lingkungan alami.
Proyek seperti Nuanu Creative City, yang menghadirkan fasilitas pendidikan, seni, dan gaya hidup, menjadi katalis bagi pertumbuhan kawasan ini. Harga tanah di Nyanyi bahkan telah melonjak dari Rp 2 juta per meter persegi pada 2022 menjadi Rp 8 juta di pertengahan 2024.
Salah satu alasan utama investor melirik Bali adalah tingginya rental yield atau imbal hasil sewa. Bali tercatat memiliki imbal hasil tertinggi di Indonesia, menjadikannya pilihan yang menguntungkan bagi mereka yang mencari pendapatan pasif dari properti.
Pada Juni 2024, pendapatan dari sektor properti di Bali mencapai USD 142 juta, meningkat 33% dari bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini memperlihatkan daya tarik Bali sebagai destinasi investasi jangka panjang.
Pemerintah Indonesia turut mendukung pertumbuhan sektor properti di Bali melalui kebijakan yang ramah investor. Salah satunya adalah pemberian opsi kepemilikan freehold bagi pembeli domestik dan global.
Polluxtier, salah satu pengembang terkemuka, merespons tren ini dengan menghadirkan proyek-proyek eksklusif di kawasan Nyanyi. Proyek ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian mewah dengan fasilitas premium, yang sekaligus menjadi investasi berharga bagi pembeli.
“Simak juga: Jembatan Panus Depok Sarat Akan Ruang Mistis Tak Kasat Mata”
Bali bukan hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga peluang investasi properti yang cerah. Dengan pertumbuhan harga yang stabil, kawasan baru yang terus berkembang, serta tingginya minat wisatawan, saat ini adalah momen yang tepat untuk melirik pasar properti di Pulau Dewata.
Jadi, apakah Anda siap menjadi bagian dari cerita sukses investasi properti di Bali? Jangan lewatkan peluang emas ini!