Jurnal Tempo – Indonesia kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai mitra dagang kuat di kawasan Indo-Pasifik melalui keikutsertaan di Global Sourcing Expo 2025 di Melbourne. Selama tiga hari, Paviliun Indonesia tampil memukau dengan menghadirkan karya anak bangsa dari sektor fesyen, alas kaki, kriya, hingga perlengkapan rumah. Tahun ini menjadi momen bersejarah karena Indonesia membawa 25 UMKM jumlah terbesar dalam satu dekade terakhir. Kehadiran mereka bukan sekadar partisipasi, tetapi juga pernyataan bahwa pelaku usaha kreatif Indonesia siap bersaing di pasar internasional. Ketika nama Indonesia diumumkan sebagai “Best Pavilion of GSE 2025”, tepuk tangan mengalir deras, membawa rasa haru dan bangga yang dirasakan seluruh delegasi.
Peran Penting KJRI Melbourne dan Pemerintah Indonesia
Partisipasi Indonesia di GSE 2025 merupakan kolaborasi besar antara berbagai lembaga pemerintah. KJRI Melbourne menjadi motor utama yang memfasilitasi kehadiran UMKM di pameran internasional ini. Dukungan mengalir dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemkot Bandung, PT KAI, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Eximbank). Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional juga mengambil peran besar dalam proses kurasi dan pendampingan. Kolaborasi lintas institusi ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam memperluas akses pasar produk kreatif lokal. Keterlibatan Atase Perdagangan RI di Canberra serta dukungan penuh dari KBRI Canberra memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang siap membuka peluang perdagangan global.
“Baca Juga : Gerakan Baliho PSI Mulai Menyasar Seluruh Kecamatan”
GSE sebagai Jembatan UMKM Menuju Pasar Internasional
Global Sourcing Expo adalah pameran business-to-business berskala internasional yang mempertemukan importir, desainer, dan pelaku manufaktur dari berbagai negara. Tahun ini, GSE diikuti lebih dari 900 peserta dari India, Australia, Pakistan, Vietnam, Inggris, Turkiye, hingga China. Lebih dari 5.000 pengunjung hadir setiap hari untuk mencari mitra baru dan mengikuti tren industri. Bagi UMKM Indonesia, GSE bukan hanya pameran, tetapi kesempatan emas untuk memperkenalkan produk unggulan pada pasar Australia. Konsul Jenderal RI di Melbourne, Yohannes Jatmiko Heru Prasetyo, berharap kehadiran UMKM Indonesia di GSE dapat membuka pintu kerja sama jangka panjang, terutama di negara bagian Victoria yang menjadi pusat perdagangan penting.
MYCL dan Nicole’s Natural Menarik Perhatian Pengunjung
Dua UMKM asal Bandung MYCL dan Nicole’s Natural mencuri perhatian banyak pengunjung. MYCL memperkenalkan kulit alternatif berbahan jamur dan rumput laut yang diminati industri mode global karena sifatnya yang ramah lingkungan, fleksibel, dan inovatif. Mereka bahkan berhasil mencatat potensi transaksi senilai 23.000 dolar Australia. Sementara itu, Nicole’s Natural membawa produk kayu alami dengan desain estetik dan fungsional. Sambutan pasar sangat positif, dan mereka berhasil mencatat potensi transaksi hingga 35.000 dolar Australia. Keberhasilan dua UMKM ini menggambarkan besarnya peluang bagi produk kreatif Indonesia untuk menembus pasar internasional, khususnya produk berkelanjutan yang kini menjadi tren di Australia.
“Baca Juga : Tangis Haru Sambut Kepulangan Bilqis, Balita Korban Dugaan TPPO di Makassar”
Testimoni Pelaku Usaha yang Merasakan Manfaat GSE
Perwakilan MYCL menyebutkan bahwa minat terhadap vegan leather sangat tinggi di Australia. Melalui GSE, mereka bisa berinteraksi langsung dengan calon mitra bisnis, memperkenalkan proses produksi, dan menunjukkan nilai keberlanjutan dari material berbahan jamur. Cathy Alexandra dari Nicole’s Natural juga merasakan respon serupa. Menurutnya, masyarakat Melbourne sangat menghargai produk kayu dengan desain unik dan kualitas premium. Bahkan, produk mereka dinilai layak dijadikan suvenir khas Indonesia. Testimoni ini menjadi bukti bahwa pasar internasional menerima produk kreatif lokal dengan tangan terbuka asal kualitas dan cerita di balik produk disajikan dengan baik.
Pop-Up Store “Discover Indonesia” Tambah Eksposur Pelaku UMKM
Selain mengikuti pameran utama, Indonesia juga membuka pop-up store bertajuk “Discover Indonesia” di Hawker Space, Melbourne. Dibuka oleh Duta Besar RI untuk Australia, Dr. Siswo Pramono, kegiatan ini memberi ruang tambahan bagi UMKM untuk menjangkau pasar ritel. Selama empat hari, pengunjung dapat membeli langsung produk-produk kreatif Indonesia, mulai dari aksesori, dekorasi rumah, hingga fesyen. Pop-up store ini menjadi bukti bahwa strategi promosi Indonesia kini lebih adaptif, menyasar pasar B2B sekaligus B2C untuk memperluas jangkauan. Kehadiran pop-up store juga menjadi sarana riset pasar langsung, membantu pelaku UMKM memahami selera konsumen Australia.
Dampak Jangka Panjang bagi UMKM dan Ekonomi Indonesia
Keberhasilan Indonesia meraih penghargaan Paviliun Terbaik di GSE 2025 membawa dampak positif jangka panjang. UMKM yang terlibat tidak hanya mendapatkan potensi transaksi, tetapi juga pengalaman berharga dalam menjalin relasi global. Eksposur internasional membuka peluang ekspor yang lebih besar, membantu UMKM naik kelas, dan memperkuat citra Indonesia sebagai pusat kreativitas Asia Tenggara. Di sisi lain, keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa investasi pemerintah dalam pembinaan UMKM telah membuahkan hasil nyata. Dengan konsistensi dan strategi tepat, produk Indonesia dapat terus bersaing di pasar global dan membawa kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.