Jurnal Tempo – Labubu, salah satu karakter ikonik dari Pop Mart, kini menjadi simbol kesuksesan di dunia mainan global. Figur ini hadir dalam konsep blind box yang dijual seharga Rp155 ribu per unit. Popularitasnya meroket hingga membawa dampak besar pada perekonomian perusahaan.
Pop Mart International Group, perusahaan asal China yang memproduksi Labubu, mencatatkan pertumbuhan pendapatan luar biasa. Pada paruh pertama tahun 2024, pendapatan perusahaan naik hampir dua pertiga dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan total pendapatan mencapai Rp9,97 triliun, Pop Mart berhasil menarik perhatian pasar internasional. Wang Ning, CEO perusahaan, kini menjadi salah satu orang terkaya di China dengan kekayaan mencapai Rp85 triliun.
Keberhasilan Blind Box di Pasar Global
Konsep blind box yang diperkenalkan Pop Mart memanfaatkan elemen kejutan untuk menarik minat kolektor. Labubu dan karakter lainnya, seperti Molly, Skullpanda, dan Dimoo, dijual dalam kotak misteri yang membuat pembeli penasaran.
Kolektor di seluruh dunia berbondong-bondong membeli produk ini, menjadikannya fenomena global. Di Asia Tenggara, penjualan blind box melalui platform seperti Lazada dan Shopee tumbuh pesat.
Kontribusi penjualan internasional mencapai sepertiga dari total pendapatan Pop Mart. Ini menunjukkan bahwa strategi ekspansi global perusahaan berjalan dengan sangat efektif.
“Baca juga: Menghasilkan Uang Rp250.000 dari Aplikasi Cair Hitungan Menit”
Labubu adalah hasil kolaborasi Wang Ning dengan seniman internasional. Desain karakter yang unik dan menggemaskan berhasil menciptakan basis penggemar yang loyal.
Selain produk fisik, karakter-karakter Pop Mart kini hadir di dunia digital. Pada Juni 2024, Pop Mart meluncurkan game Dream Home yang menampilkan Labubu dan karakter lainnya.
Game ini memungkinkan penggemar untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit mereka dalam format virtual. Langkah ini memperluas jangkauan Pop Mart ke generasi muda yang melek teknologi.
Keberhasilan Pop Mart di China memicu ambisi besar untuk berekspansi ke pasar internasional. Saat ini, Pop Mart memiliki 500 gerai fisik, dengan 400 di antaranya berada di China.
Di Amerika Serikat, Pop Mart berencana menggandakan jumlah toko mereka menjadi 20 pada akhir tahun. Hal ini menunjukkan tekad perusahaan untuk menjadi pemain utama di pasar global.
Pasar Asia Tenggara juga menjadi fokus utama, dengan penjualan online yang terus meningkat. Strategi ini memungkinkan Pop Mart menjangkau konsumen lebih luas tanpa harus membuka banyak toko fisik.
“Simak juga: Unyeng-unyeng yang Masih Bikin Penasaran Banyak Orang”
Labubu bukan sekadar karakter mainan, tetapi juga simbol inovasi dan kreativitas Pop Mart. Keberhasilannya menunjukkan bagaimana produk yang unik dapat mengubah nasib sebuah perusahaan.
Wang Ning berhasil membangun Pop Mart menjadi fenomena global, menciptakan kerajaan mainan yang terus berkembang. Dengan visi inovatif, perusahaan ini terus menarik perhatian dunia, membawa Labubu sebagai duta sukses mereka.
Kesuksesan Labubu dan Pop Mart adalah bukti bahwa inovasi dan kreativitas memiliki potensi besar untuk mendunia. Dari sebuah ide sederhana, kini Pop Mart menjadi nama besar di industri mainan.
Labubu terus menjadi simbol kesuksesan, membuktikan bahwa produk unik dapat membawa dampak signifikan. Wang Ning dan Pop Mart telah menciptakan fenomena yang menginspirasi banyak orang, menjadikan mereka panutan di dunia bisnis kreatif.